Gedung TK Unggulan Cikaso Ambruk

Rabu 22-01-2014,10:13 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KRAMATMULYA – Atap bangunan gedung taman kanak-kanak (TK) Unggulan Cikaso (eks SBI), Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, ambruk ketika proses belajar mengajar (KBM) tengah berlangsung. Peristiwa yang mengagetkan siswa dan guru itu terjadi Selasa (21/1) pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Akibatnya, delapan murid dan dua guru TK unggulan tersebut terluka akibat tertimpa puing-puing atap. Delapan murid tersebut adalah Dika, Rafi, Afan, Nazia, Sheril, Raihani dan Gaisan serta dua guru pembimbingnya, Rita dan Heni. Tak ada korban jiwa dalam musibah itu dan seluruh korban hanya mengalami luka ringan seperti tergores pada bagian tangan dan kaki. Seluruh korban sempat dilarikan ke RSIA Linggajati untuk pemeriksaan dan dilakukan rontgent. Namun hasil pemeriksaan dokter menyatakan semua hanya mengalami luka ringan dan saat itu juga diperbolehkan untuk pulang. Penyebab peristiwa ambruknya atap gedung TK yang pernah mendapat predikat sekolah bertaraf internasional (SBI) tersebut belum diketahui persis. Di tengah gerimis yang turun dalam beberapa hari terakhir, atap bangunan yang terbuat dari rangka baja ringan dan material genting di tiga ruangan yaitu kelas grade 2 dan 3 serta UKS ambruk tanpa sebab yang jelas. Orang tua murid cemas begitu mendengar atap gedung TK unggulan tersebut ambruk. Mereka berdatangan ke lokasi kejadian untuk mengecek dan melihat kondisi anak-anaknya. “Begitu mendengar kabar atap bangunan TK tempat anak saya belajar ambruk, saya bergegas menuju sekolah. Saat itu saya kalut dan khawatir terjadi apa-apa terhadap anak saya. Syukur alhamdulillah anak saya tidak apa-apa. Hanya trauma saja akibat kejadian yang berlangsung di depan matanya,” ucap seorang wanita yang mengenakan kerudung sembari mengelus kepala anaknya. Keterangan lain diungkapkan Nunik, guru di TK tersebut. Menurut dia, beberapa saat sebelum ambruknya atap bangunan, terdengar suara berderak dari bagian atas gedung. Khawatir terjadi sesuatu yang tak diinginkan, dia bersama guru lainnya langsung bergerak cepat dengan menyuruh para murid keluar kelas. Para siswa pun berhamburan keluar kelas. Nunik bersyukur tak ada muridnya yang menderita serius atas kejadian tersebut. Satu guru pendamping kakinya bengkak di bagian engkel, lantaran tertimpa rangka baja yang roboh. \"Saya saat itu sedang mengajar di kelas grade 1 dan sempat mendengar suara berderak di langit-langit. Selanjutnya saya menyuruh anak-anak segera keluar meninggalkan kelas, begitu juga para siswa dan guru di ruangan kelas grade 2 dan 3. Ketika kami berusaha keluar tersebut, tiba-tiba atap ambruk dan sempat melukai beberapa siswa dan guru yang masih di dalam. Malah seorang guru pendamping terluka di kakinya. Saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi terhadap anak-anak seandainya mereka telat dikeluarkan dari kelas,\" papar Nunik yang terlihat masih shok didampingi beberapa rekannya. Nunik menuturkan, ambruknya ruangan kelas membuat para murid TK tersebut histeris ketakutan dan menangis. Terutama beberapa yang masih berada di ruangan, termasuk dua guru pembimbing yang terkurung karena pintu terhalang oleh puing-puing rangka baja yang melintang. \"Dengan bantuan beberapa guru, akhirnya semua murid dan guru yang terkurung di dalam ruangan berhasil dikeluarkan. Mereka yang mengalami luka-luka langsung dilarikan ke rumah sakit. Alhamdulillah semuanya selamat tidak ada yang terluka parah,\" kata Nunik. Polisi sendiri sudah memasang police line di sekitar lokasi kejadian. Tampak beberapa anggota reskrim melakukan pemeriksaan dan mengumpulkan keterangan dari para saksi. Kapolres Kuningan AKBP Herry Kurniawan mengatakan, kejadian ambruknya atap TK Cikaso tersebut kini tengah dalam penanganan anggota reskrim untuk penyelidikannya. Untuk sementara pihaknya belum dapat menyimpulkan apakah kejadian tersebut terdapat unsur kelalaian atau kesengajaan, karena membutuhkan proses penyelidikan lebih dalam. (ags)

Tags :
Kategori :

Terkait