Rakyat Ogah Pilih Pemimpin Poligami

Rabu 22-01-2014,11:54 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA- Langkah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang terlihat sangat permisif terhadap pemimpin yang berpoligami dibandingkan partai-partai lainnya secara politik diprediksi tidak akan menguntungkan partai-partai tersebut dalam meraup suara dalam Pemilu 2014. Pakar psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk mengatakan, masyarakat Indonesia pada umumnya tidak menginginkan dipimpin atau memiliki pemimpin yang poligami. \"Secara umum masyarakat Indonesia lebih bersikap negatif ketimbang positif terhadap isu poligami. Jadi, hati-hati dengan isu poligami,\" kata Hamdi ketika dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (21/1). Nah, jika PKS tetap dengan sikap permisifnya dan petingginya malah mempromosikan poligami akan berdampak buruk Hamdi lantas mencontohkan, pengusaha restoran Wong Solo bangkrut karena pamer ke publik bahwa dirinya adalah seorang poligami. Hal serupa, lanjut Hamdi, bakal dialami PKS jika tetap permisif terhadap isu poligami, termasuk memilih pemimpin yang jelas-jelas sudah diketahui masyarakat berpoligami untuk diusung dalam Pemilu 2014. Menurutnya, sekarang PKS tengah mempromosikan poligami. Bukan hanya itu, para tokoh-tokoh partai itu pun seolah memamerkan kehidupan poligaminya. Menurut Hamdi, PKS saat ini dalam posisi tidak diuntungkan karena stigma korupsi dan poligami yang begitu melekat pada partai itu. Stigma sebagai partai korup terbangun lantaran partai yang dipimpin Anis Matta itu terlibat dalam kasus suap impor daging sapi. Nah kini isu poligami juga akan mengubur mimpi PKS dalam meraup suara sebanyak-banyaknya dalam Pemilu 2014. \"Isu poligami di kalangan internal PKS mungkin bisa diterima. Tapi di luar itu, sebagian besar masyarakat tidak menginginkan pemimpin yang poligami. Masyarakat akan berpandangan, jangan pilih PKS karena pemimpinnya tukang kawin,\" kata Hamdi. (mas/jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait