BACA JUGA:Mitos Gunung Ciremai Potongan Gunung Slamet yang Dilemparkan Arya Bima, Begini Kisahnya
Bahkan pada tahun 2012 sempat direncanakan untuk memangkas gunung yang berada di Kecamatan Padasuka tersebut.
PT Angkasa Pura menyatakan bahwa keberadaan gunung tersebut menghambat Bandara Husein Sastranegara untuk melakukan penerbangan internasional.
Saat pesawat hendak melewati Gunung Bohong, bobot maksimal saat take-off yang diperkenankan hanya 67,5 ton.
Padahal batas bobot maksimal pesawat adalah 75 ton. Masalahnya, untuk penerbangan internasional, butuh banyak bahan bakar. Sehingga kemungkinan pesawat berada pada bobot maksimalnya.
Diperkirakan ketika itu, Gunung Bohong perlu dipangkas sekitar 15 sampai dengan 20 meter untuk dapat memenuhi KKOP tersebut.
Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati mengungkapkan, Bandara Husein Sastranegara sudah tidak lagi memadai untuk penerbangan komersil.
Apalagi untuk penerbangan pesawat dengan mesin jet, bahkan untuk pesawat narrow body atau berbadan sempit.
"Bisa ada implikasi keamanan dan keselamatan," kata Adita, dilansir dari Republika, belum lama ini.
BACA JUGA:Hasil Seleksi Bawaslu Kota Cirebon Diduga Dinilai Janggal, Peserta Kecewa
Dilansir dari Balitbang Kemenhub, Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara memiliki panjang landas pacu 2.250 meter x 45 meter.
Berdasarkan perhitungan fasilitas bandara mengacu pada SKEP 77/VI/2005 mengenai teknis pengoperasikan fasilitas teknik bandar udara dan peramalan penumpang, disebutkan bahwa perlusan gedung bandara dapat dilakukan hingga 12 ribu meter persegi.
Yang terdiri dari fasilitas terminal di lantai 1 dan lantai 2 sebesar 6 ribu meter persegi. Sedangkan untuk sisi udara, hanya pada strip runway. Panjang runway sendiri tidak dapat diperpanjang karena obstacle kota.
Kemudian ada obstacle alam yakni jarak dengan Gunung Bohong, berikut penataan letak taxiway dan apron Bandara Husein Sastranegara.