BANDUNG, RADARCIREBON.COM - Aspek keselamatan penerbangan dan implikasinya membuat Bandara Husein Sastranegara digantikan kedudukannya oleh Bandara Kertajati yang dikukuhkan sebagai bandar udaranya Jawa Barat (Jabar).
Sejak zaman penjajahan Belanda dan masih bernama Lapangan Udara (Lanud) Andir, bandara ini memang sudah beberapa kali dikembangkan.
Pengembangan Bandara Husein Sastranegara juga mencakup sisi darat yakni terminal penumpang hingga sisi udara.
Namun, langkah tersebut ada batasnya juga. Dari sisi udara, ada salah satu obstacle yang dianggap jadi rintangan serius yakni Gunung Bohong.
BACA JUGA:Berakhir 5 September 2023, DPRD Umumkan Usulan Pemberhentian Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum
Sementara dari sisi landasan juga berhadapan dengan perluasan yang sulit dilakukan karena berada di pusat Kota Bandung.
Bahkan, landasan Bandara Husein Sastranegara nyaris bersebelahan dengan jalan raya dan permukiman padat penduduk.
Kondisi ini, tentu saja menjadi salah satu pertimbangan dari aspek keselamatan penerbangan dan masyarakat di sekitarnya.
Sehingga diputuskan pembangunan Badara Internasional Jawa Barat (BIJB) dilakukan di Kertajati, Kabupaten Majalengka.
BACA JUGA:Gunung Ciremai dan Gunung Slamet, Kakak Beradik yang Kalau Meletus Bisa Bikin Pulau Jawa Terbelah
Wilayah utara dari Kabupaten Majalengka yang datar. Sehingga tidak banyak rintangan dari dataran tinggi berupa bukit atau gunung.
Kisah Gunung Bohong
Dilansir dari berbagai sumber, Gunung Bohong sebenarnya adalah sebuah kawasan perbukitan. Meski demikian, bentuknya memang menyerupai gunung.
Tetapi karena ukurannya kecil, sehingga masyarakat menyebutnya dengan nama Gunung Bohong. Menariknya, Gunung Bohong ini berada di kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP).
Karena itu, beberapa kali muncul wacana kalau Gunung Bohong akan dipangkas untuk kepentingan perluasan Bandara Husein Sastranegara Kota Bandung.