CIREBON, RADARCIREBON.COM - Bandara Internasional Soekarno Hatta masih menjadi tumpuan masyarakat dari Wilayah III Cirebon dan Bandung untuk menjangkau transportasi udara.
Totalnya mencapai 16 persen atau 2,7 juta penumpang yang berasal dari wilayah Bandung Raya dan Cirebon Raya.
Tentu saja, hal ini menjadi peluang bagi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang ditargetkan dapat melayani 5,8 juta penumpang per tahun.
Hal ini, diungkapkan oleh aktivis media sosial, Palung Mariana yang mengulas Bandara Kertajati sebagai salah satu sorotannya baru-baru ini.
BACA JUGA:Gara-gara Ini Pemindahan Penerbangan ke Bandara Kertajati Bisa Gagal Lagi
Menurut dia, Bandara Kertajati sudah digagas sejak era Presiden RI, Megawati Soekarnoputri baru menjabat sekitar tahun 2002 silam.
Saat itu, Bandara Internasional Husein Sastranegara dianggap sudah tidak dapat dikembangkan lagi, berdasarkan hasi kajian dan kondisi eksisting.
"Bandara Husein Sastranegara di Bandug dinilai tidak mampu menampung penumpang yang kian penuh sesak," tulis dia.
Masalahnya, kapasitas dari bandara yang dulunya bernama Lapangan Udara (Lanud) Andir tersebut sudah tidak bisa ditambah.
BACA JUGA:Gunung Bohong, Atap Cimahi Penghalang Bandara Husein Sastranegara Dibom untuk Kereta Cepat
Perluasan area semakin sulit dilakukan, karena berada di wilayah padat penduduk. Karena itu, diperlukan bandara baru sebagai penggantinya.
Setahun kemudian atau tepatnya pada 2023, dilakukan studi kelayakan. Kajian itu dipimpin oleh PT Multi Assens Konrorsium Sembilan.
Ada 421 titik di Jawa Barat yang dilakukan kajian dan mengerucut pada beberapa lokasi. Tetapi, lahan di Desa Palasah, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka dianggap yang paling cocok.
Sebab, daerah ini berada di antaranya Bandung dan Cirebon. Kemudian lahannya datar dan dekat dengan daerah lain seperti Sumedang, Subang, Karawang hingga wilayah barat dari Jawa Tengah.
BACA JUGA:Warga Desa Cijurey Majalengka Gelar Ruwatan, Begini Maksudnya