Pengungsi Menolak Pindah, Ngotot Pasang Tenda di Jalan Pantura

Kamis 23-01-2014,10:25 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

INDRAMAYU - Imbauan petugas kepolisian kepada korban banjir yang membuka tenda-tenda darurat di jalur Pantura, sepertinya tidak diindahkan. Bahkan negosiasi panjang yang dilakukan buntu. Warga yang menduduki jalur Pantura rencananya dipindahkan, karena tenda-tenda darurat yang telah didirikan di badan jalan selama beberapa hari terakhir dianggap mengganggu arus lalu lintas. Apalagi jalur Pantura merupakan akses jalan nasional. Bahkan upaya petugas kepolisian menertibkan pengungsi di Desa Jumbleng Kecamatan Losarang, sempat diwarnai perlawanan dengan melakukan aksi pelemparan batu ke arah mobil polisi. Beruntung kericuhan tidak berbuntut panjang setelah polisi memilih menarik diri. Akhirnya upaya pembongkaran tenda-tenda pengungsian di jalur Pantura batal dilakukan. “Berdirinya tenda-tenda pengungsian di badan jalan ini, jelas sangat mengganggu akses transportasi. Terlebih jalur Pantura ini merupakan akses jalan yang bisa berdampak secara nasional. Kami mengimbau agar pengungsi bisa memilih lokasi yang lebih aman dan tidak mengganggu ketertiban umum,” terang Kapolres Indramayu, AKBP Wahyu Bintono Hari Bawono, Rabu (22/1). Ia menegaskan, jalur Pantura harus dibuka untuk kembali memperlancar arus lalu lintas. Dengan telah dibukanya jalur Pantura, maka akan turut mempercepat kiriman bantuan ke daerah lainnya yang mengalami bencana banjir serupa. Saat ini arus lalu lintas di kawasan tersebut tersendat dan merayap. Kondisi itu jelas akan menambah panjang antrean kendaraan terutama di ruas jalur Pantura arah Jakarta menuju Cirebon. Korban banjir tetap menolak dipindahkan dengan alasan sudah tidak ada lagi tempat yang bisa digunakan untuk membuat posko pengungsian. Warga menilai seluruh tempat di wilayahnya sudah tergenang dan tidak bisa digunakan untuk membuka tenda, kecuali di jalur Pantura yang saat ini mereka tempati. Warga juga menolak dipindahkan karena persediaan bahan makanan sudah mulai berkurang. Kedatangan polisi juga untuk menyalurkan bantuan berupa beras dan mi instan di lokasi tersebut. Bantuan itu diberikan agar korban banjir bisa memenuhi kebutuhan makanan selama banjir melanda. Penyaluran bantuan ini pun sempat diwarnai aksi saling rebut dan tindakan pelemparan batu ke arah mobil polisi. Sejumlah kerusakan tampak dialami mobil patroli polisi akibat lemparan batu yang dilayangkan orang tidak dikenal. JALAN AMBLAS Perbaikan jalan pantai utara (Pantura) di KM 128+400, tepatnya di Desa Mandalawngi, Kecamatan Sukasari Kabupaten Subang yang amblas tergerus air banjir, Selasa (22/1) mulai diperbaiki. Balai Jalan Nasional Wilayah IV memprediksi, perbaikan jalan itu membutuhkan dana sekitar Rp3 miliar. Pantauan Pasundan Ekspres (Radar Cirebon Group) di lokasi kejadian, amblasnnya jalur utama ini menambah parah kemacetan di Jalur Pantura. Terlihat, kendaraan berbagai jenis dari arah Jakarta menuju Cirebon mengular hingga 10 kilometer. Kendaraan yang hendak menuju Jakarta harus masuk ke jalur sebelah kanannya. Bambang Hartadi, Kepala Balai Jalan Nasional wilayah IV mengatakan, banjir yang melanda wilayah Subang tak hanya mengakibatkan kerusakan parah di sepanjang jalur utama tersebut. Tapi, juga membuat salah satu titik di jalur tersebut amblas. “Amblasnnya jalan ini akibat jebolnya sebuah gorong-gorong. Dari kemarin, jalur dari arah Cirebon menuju Jakarta tak bisa dilewati kendaraan,” ujar Bambang di lokasi. Ia mengaku, peristiwa jebolnya gorong-gorong ini terjadi pada Selasa (21/1). Saluran air yang ditanam di bawah jalur utama pantura itu tak mampu menahan derasnya air hujan. Gorong-gorong yang amblas itu untuk mengalirkan air dari areal persawahan di sebelah selatan menuju utara. “Jebolnya jalan ini, karena air sawah dari arah selatan menuju utara debitnya cukup besar. Jadi, gorong-gorong tersebut tak mampu menahan derasnya air,” jelas dia. Untuk penanganan sementara, pihaknya telah mendatangkan armco atau gorong-gorong dari baja. Nantinya, gorong-gorong bergelombang itu akan dipasang di lokasi amblas. Supaya, retakan jalan akibat air tidak melebar. Adapun perbaikan jalan amblas ini, diprediksi akan memakan waktu lebih dari tiga hari. Mengingat, jalan yang amblas ini panjangnya sekitar tujuh meter dengan kedalaman dua meter. “Pokoknya kita akan upayakan secepatnya. Supaya, jalur ini bisa kembali dilalui. Jembatan darurat ini dipasang di lokasi gorong-gorong yang jebol di sekitaran RM Dewi Sri. Dengan jembatan darurat ini, diharapkan kendaraan yang akan menuju Jakarta bisa melintas,\" tambahnya. Adapun perbaikan jalan amblas ini diprediksi akan memakan waktu lebih dari tiga hari. Mengingat jalan yang amblas ini panjangnya sekitar tujuh meter dengan kedalaman dua meter “Yang kita pasang ini perbaikan yang sifatnya sementara saja,\" katanya. Sementara di lokasi lain yang hanya berjarak 1 KM dari lokasi amblasnya jembatan, juga terdapat satu gorong-gorong yang rawan amblas. \"Kita juga akan perbaiki itu,\" pungkasnya.(cip/rif/man)

Tags :
Kategori :

Terkait