
Pada waktu itu, India sedang terancam dengan kelaparan yang disebabkan oleh gagal panen berkepanjangan.
Penawaran untuk India tersebut diterima. Sebagai gantinya, dia tidak meminta bayaran. Tetapi minta dikirimkan kain dan obat-obatan dari India.
Dalam Buku Prime Minister Sjahrir as Statesman and Diplomat yang ditulis oleh Hamid Algadri, ada peran dr Soedarsono pula dalam diplomasi tersebut.
Alhasil, tindakan Sjahrir pada waktu itu mengundang decak kagum. Bahkan di dalam negeri India, sehingga menjadi tajuk pemberitaan di sana.
BACA JUGA:Kang Amok Lestarikan Kesenian Cirebon, Tampilkan Berokan di Car Free Day Sumber
Free Press of Journal di Bombay, India menulis judul: Indonesian's Goodwill Gesture towards India, Premier Sjahrir's Offer of 500.000 Tons of Rice.
Menurut Rosihan Anwar yang menulis resensi tentang itu, berita serupa juga dimuat di Indonesia. Tetapi dengan tambahan statement dari Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru.
Dalam pernyataannya, Jawaaharlal Nehru menyampaikan salam kepada masyarakat Indonesia yang sedang berjuang mempertahankan kemerdekaannya.
"(salam bagi rakyat Indonesia) yang sedang berjuang dengan gagah berani untuk kemerdekaannya," demikian dikutip dari catatan tersebut.
Keberanian Sjahrir mengirim beras ke India pada waktu itu, memang membuat pejabat negeri terhenyak. Apalagi, Indonesia pada saat ini masih sangat miskin dan baru saja merdeka.
Sjahrir menyatakan: "Itu gambaran benar tentang situasi pangan dan kebutuhan kami akan barang-barang impor. Perkiraan paling rendah tentang panen tahun ini ialah 5 jutan ton. Sedangkan perkiraan tertinggi 7 juta ton."
Kemudian, Sjahrir melanjutkan pernyataannya kepada Free Press, konsumsi Rakyat Indonesia hanya membutuhkan 4 juta ton saja.
"Jikapun tidak ada surplus beras, saya pikir rakyat kami bersedia memberikan 500 ribu ton beras ditukar dengan tekstil. Saya rasa lebih dari wajar RI berbuat apa yang mungkin guna meringankan situasi pangan di India."
BACA JUGA:Penerbangan Kertajati - Kuala Lumpur Sukses, Berharap Bakal Ditambah Tidak Hanya 2 Kali Seminggu
PM Sjahrir melanjutkan: "Kami bersimpati terhadap rakyat India dan akan menyambut dengan baik terwujudnya hubungan ekonomi dan rohani antara RI dan India sebagai negara-negara merdeka," katanya.