8 Suku Manusia Kerdil yang Ada di Dunia, Ada Juga dari Indonesia dan Paling Misterius

Kamis 10-08-2023,16:44 WIB
Reporter : Tatang Rusmanta
Editor : Tatang Rusmanta

Djabugay adalah penduduk asli Australia yang sedikit berbeda dengan Aborigin. Perbedaannya terletak pada bentuk fisik orang-orang Djabugay lebih pendek dan hidup di daerah pegunungan dan hutan yang lebat, termasuk di Barron Gorge dan sekitar hutan hujan Queensland.

Kabarnya, orang-orang Djabugay sudah berkurang jauh populasinya karena penyakit dan juga hilangnya habitat asli mereka. 

Diperkirakan, suku Djabugay ini berasal dari daratan Papua sebelum Australia dan Papua terpisah oleh laut.

5. Taron

Taron atau Trone adalah suku cebol yang mendiami wilayah utara Kachin, Myanmar. Populasi suku Taron sampai sekarang sangat menurun drastis dibandingkan dengan beberapa dekade lalu. Bahkan diperkirakan dalam beberapa tahun lagi, suku Taron akan menghilang atau punah dari muka bumi.

Ukuran tubuhnya sangat kecil, yaitu hanya sekitar 129,5 cm saja secara rata-rata yang mana akhirnya oleh UNESCO ditetapkan sebagai “Asian Pygmies.” Menurut sebuah penelitian, suku Taron ini adalah pecahan dari suku Derung yang mendiami wilayah antara Tibet dan Myanmar pada tahun 1880-an.

6. Warga Desa Yangsi

Di Tiongkok bagian barat daya, Provinsi Sichuan, ada sebuah desa terpencil yang bernama Desa Yangsi yang mana 40 persen masyarakatnya bertubuh kerdil. 

Bahkan dikarenakan banyaknya orang-orang bertubuh cebol ini, tidak sedikit masyarakat luar yang menyebut desa ini dengan nama “Desa Kurcaci.”

Tinggi rata-rata dari orang dewasa yang bertubuh cebol di Desa Yangsi adalah 90 cm dan yang terpendek adalah 60 cm saja. 

Menurut cerita rakyat sekitar, kondisi tersebut disebabkan ulah roh jahat yang sengaja memberikan kutukan kepada leluhur mereka dan terus menimpa anak cucunya hingga sekarang.

7. Hobit Flores

Memang tidak dapat dikatakan sebuah suku apalagi perkampungan, namun pada tahun 2004 lalu, telah ditemukan sebuah fosil manusia berukuran kecil di Liang Boa, Flores. 

Berdasarkan penemuan fosil ini, penelitian secara terus menerus dilakukan untuk mengetahui jenis apakah tulang belulang yang ditemukan tersebut. 

Apakah dari bangsa kera ataukah memang ada manusia kerdil atau yang disebut hobit pernah tinggal di sana.

Setelah lama melakukan penelitian, akhirnya terungkap bahwa memang fosil tulang tersebut adalah milik manusia yang berukuran lebih kecil dari manusia normal yang mana mendiami daerah tersebut sekitar 200 ribu tahun lalu. 

Kategori :