MELBOURNE - Nama baru mengisi partai puncak tunggal putra di grand slam. Petenis Swiss Stanislas Wawrinka mengakhiri penantian panjang dalam karir profesionalnya. Selama 36 kali mengikuti berbagai grand slam, dia meraih final perdananya di Australia Terbuka 2014. Prestasi itu dipastikan Wawrinka setelah menundukkan unggulan ketujuh asal Republik Ceko Tomas Berdych dengan 6-3, 6-7 (1), 7-6 (3), 7-6 (4). Laga yang mempertontonkan adu servis dari kedua petenis itu berdurasi 3 jam 31 menit. \"Saya kehilangan kata-kata, luar biasa. Saya senang mengakhiri laga berat ini dengan kemenangan untuk mencapai final pertama saya di sini,\" kata Wawrinka usai laga sebagaimana dilansir Reuters. Peluang untuk terjadinya hal baru lainnya setelah Wawrinka lolos adalah final sesama petenis Swiss alias All Swiss Final pada Minggu nanti (26/1). Sebab, satu petenis Swiss lainnya, unggulan keenam Roger Federer berhadapan dengan rival bebuyutannya unggulan teratas Rafael Nadal (Spanyol) di semifinal hari ini. \"Roger mengirim pesan pada saya sebelumnya, dia sangat senang ada dua petenis Swiss di semifinal. Saya hanya menjawab, itu sudah biasa buat dia. Saya berlatih tiap hari untuk menang, tanpa memikirkan bakal ke final grand slam. Dan kali ini benar-benar terjadi,\" ujar Wawrinka. Antara Wawrinka dan Federer memang cukup dekat. Kedua petenis meraih medali emas olimpiade untuk negaranya, bersama-sama saat menjuarai ganda putra Olimpiade Beijing 2008. Awal musim ini, persaingan keduanya di daftar peringkat ATP (Asosiasi Tenis Putra) pun juga amat dekat. Wawrinka sangat berpeluang menggeser status Federer sebagai petenis terbaik Swiss saat daftar peringkat diumumkan pekan depan. Itu bisa terjadi asalkan Federer tak meraih gelar juara di Melbourne. Federer sudah menggenggam predikat sebagai petenis terbaik Swiss sejak 13 tahun silam atau 2001. Apa pun yang terjadi, Wawrinka memang tak diragukan meraih final pertamanya. Dia sudah mengalahkan juara bertahan Novak Djokovic (Serbia) di final. Dalam laga semifinal, dia juga mendominasi Berdych yang punya persentase tinggi dalam keunggulan tie-break, yaitu mencapai 78 persen. Tapi, dari tiga kali tie-break yang terjadi kemarin, Berdych kalah dua kali. \"Tie-break selalu seperti lotre dan dia jadi yang beruntun hari ini (kemarin). Pertandingan yang bagus, sejatinya saya bermain bagus, dengan strategi yang saya bangun dari kekuatan saya. Sangat ketat,\" ujar Berdych. (ady)
Menanti All Swiss Final
Jumat 24-01-2014,13:52 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :