Yang dimaksud revolusi komunikasi oleh Emil yaitu start up atau aplikasi digital. Ia menyebut, Indonesia jadi salah satu negara dengan jumlah aplikasi terbanyak.
"Segala diaplikasikan (dibuatkan aplikasi, red). Tapi handphone atau alatnya, buatan luar negeri. Tidak ada yang buatan Indonesia," jelasnya.
Selain HP, ia juga menyebut kendaraan dan teknologi lainnya. Konsep Rebana, imbuhnya, yaitu memulai ulang sesuatu. "Supaya kita menjadi bangsa yang melompat yaitu melalui rute industrialisasi," ungkapnya.
Ia menambahkan, pertanian tidak bisa semerta-merta mensejahterakan. Ada keterbatasan teori. Tapi, katanya, industrialisasi bisa melompat.
"Rebana itu agar Jabar jadi provinsi yang paling maju karena memiliki industrialisasi yang paripurna. Sekarang baru Karawang-Bekasi," bebernya.
Namun ia menilai Karawang-Bekasi masih memiliki kekurangan. Yakni, tidak didesain seperti kota. Hanya kumpulan pabrik dan industri.
"Itu kritik saya. Akibatnya, tidak ada alun-alunnya, tidak ada ruang istirahat, tidak ada ruang keluarga, ruang bermain. Semua kerja. Hidup tidak boleh begitu. Hidup harus seimbang antara kerja, tempat tinggal dan rekreasi," ucapnya.
Di Rebana, Kang Emil mencanangkan pabrik atau tempat kerja harus berdekatan dengan rumah susun. Jika ia kembali dipercaya memimpin Jabar, ia akan mendorong itu. Ia mengaku selalu didemo buruh di setiap akhir tahun.
BACA JUGA:Daftar Transportasi ke Bandara Kertajati, Tarif Mulai Rp 50 Ribuan, Yuk Simak
Mereka menuntut upah naik. Tapi di satu sisi pengusaha juga protes. Kata pengusaha, upah yang diberikan terlampau tinggi.
"Saya cek alasannya selalu transportasi; mahal bensin. Maka, di Rebana nanti, tinggalnya di rumah susun, pabriknya di sebelah. Jadi ke pabrik jalan, maksimal sepeda. Menghemat biaya. Mensejahterakan itu tidak selalu menaikkan upah, mensejahterakan itu juga mengurangi pengeluaran," kata Kang Emil.
Jika 13 KPI di Rebana berhasil, RK bilang akan melahirkan 4,5 juta lapangan pekerjaan. Menambah laju pertumbuhan ekonomi dari 5 persen hingga mendekati 8 persen.
Dan semua itu, diperuntukkan untuk wilayah Jabar bagian utara. Di antaranya Kota/Kabupaten Cirebon.
BACA JUGA:SERU! UPT Balai Yasa Prujakan Cirebon Lomba Tarik Lokomotif, Bobot 70 Ton, Ditarik 8 Orang
"Sekarang mungkin Bandung pusatnya, tapi 30-50 tahun ke depan pusat Jabar adalah di Jabar utara (Ciayumajakuning dan Subang red). Itu alasan kenapa koneksi menjadi penting," tandas Kang Emil.