"Misalnya di Cilacap ada bandara, Purbalingga ada bandara, padahal jaraknya 65 Km, kenapa harus dibangun?" tanya Agus.
Melihat banyaknya bandara baru yang mengalami sepi penumpang, Agus menyarankan pemerintah harus bertanggungjawab.
Karena menurutnya, banyaknya bandara baru namun tidak ramai jadwal penerbangan, karena kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah sendiri.
Agus menilai, banyak faktor yang menyebabkan pemerintah membangun bandara di lokasi yang kurang strategis.
BACA JUGA:4 Pelajar Diamankan, Diduga Mau Tawuran Dekat Stadion Bima Kota Cirebon
Pembangunan tersebut terkesan dipaksakan, karena urusan yang bersifat kepentingan politik atau kepentingan lainnya.
"Itu dilanggar karena berbagai alasan, apakah politik atau tokoh tertentu yang ingin diangkat, kalau sudah begitu tidak bisa," tegasnya.
Bandara lain yang dibangun saling berdekatan, adalah Bandara Wiriadinata Tasikmalaya dengan Bandara Jenderal Besar (JB) Soedirman Purbalingga.
Bandara JB Soedirman Purbalingga yang diresmikan 21 Juni 2021 lalu, berjarak 172 Km ke Bandara Wiriadinata.
BACA JUGA:Kampung Bebas Narkoba di Indramayu Diresmikan Hari Ini
Akibatnya, Bandara Wiriadinata Tasikmalaya sepi penumpang, begitu juga dengan Bandara JB Soedirman.
Dari jadwal yang pernah dicatat, Bandara JB Soedirman hanya melakukan 12 kali penerbangan.
Nasib yang sama juga menimpa Bandara Wiriadinata Tasikmalaya, sepi penumpang dan terkesan kurang diminati maskapai penerbangan.
Menurut A Jamaludin, Plt Kadishub Kota Tasikmalaya, alasan tidak diliriknya Bandara Wiriadinata oleh maskapai penerbangan karena masalah pesawat.
BACA JUGA:Honda Bikers Camp Kemerdekaan Digelar di Kuningan, Silaturahmi dan Bakti Sosial
Maskapai penerbangan yang pernah diajaknya membuka rute penerbangan di Tasikmalaya, tidak memiliki jumlah pesawat jenis propeller yang memadai.