Balaikota Cirebon Tampak Kusam dan Tak Terawat

Sabtu 25-01-2014,11:12 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Balaikota Cirebon yang didirikan sekitar tahun 1924 di atas lahan seluas 15.770 meter persegi, di masa itu berupa rawa. Pembangunan yang diprakarsai Jeskoot, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Stadsgemeente Cheribon, sedangkan perancangnya dus arsitek, HP Handl dan CFH Koll. Bangunan berbentuk anjungan kapal yang puncaknya dihiasi dengan empat ekor udang, julukan kota Cirebon. Langgam arsitektur bergaya art deco di masa tahun 1920-an, sedang populer. Penelusuran Radarcirebon.com, gedung bertembok putih dan bertekstur halus ini dibangun menghadap ke timur, dari bahan utama batu merah, batu, kapur, kayu jati, tegel, dan marmer. Di masa pembangunannya, balaikota terdiri atas gedung inti dan gedung penunjang pada sebelah utara dan selatan. Gedung inti dibangun dua lantai, dimana jika berdiri pada bagian atas, tampak pemandangan laut lepas dan Pelabuhan Muara Jati. Sementara pada bagian bawah tanah terdapat terowongan, dikabarkan, tempat perlindungan dan jalan pintas menuju laut untuk melarikan diri bila terjadi penyerangan. Pembangunan Balaikota Cirebon di era Hindia Belanda ini, semula berfungsi sebagai Raadhuis (Gedung Perwakilan Kota) pusat administrasi Kotapraja Cirebon. Bahkan, di masa itu, gedung ini kerap digunakan pesta pernikahan kalangan bangsa Eropa. Sejak Pemerintahan Militer Jepang hingga masa kemerdekaan gedung ini menjadi pusat Pemerintahan Kota Cirebon. Ironisnya, saat Radarcirebon.com menyusuri di setiap sudut dan wajah gedung bersejarah ini, Balaikota Cirebon tampak kusam, berlumut dan banyak lapisan-lapisan dinding yang robek. (wb)

Tags :
Kategori :

Terkait