RADARCIREBON.COM - Langkah hebat ditorehkan oleh Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. Bandara yang berlokasi di Kota Denpasar ini mampu menghemat biaya yang lumayan besar.
Apa yang dilakukan oleh Bandara Ngurah Rai ini seharusnya bisa ditiru oleh Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka.
Mumpung bandara ini masih belum sesibuk Bandara Ngurah Rai. BIJB Kertajati masih bisa membuat perencanaan penghematan energi. Setidaknya bisa meniru apa yang dilakukan oleh Bamdara I Ngurah Rai Bali.
Seperti diketahui, salah satu beban tetap di BIJB Kertajati adalah biaya untuk pembayaran listrik. Ketika masih mati suri pun, soal yang satu ini masih menjadi problem besar.
BACA JUGA:Presiden Jokowi ke Cirebon Lagi, Mendarat di Bandara Cakrabhuwana, Ada Acara Ini Loh
Sekarang BIJB Kertajati ini memang sudah kembali melayani penerbangan. Khususnya rute internasional. Ada dua tujuan penerbangan dari Bandara Kertajati tersebut. Yakni ke Kuala Lumpur Malaysia dan ke Jedah Arab Saudi.
Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, menjelaskan bahwa biaya perawatan bandara Kertajati mencapai miliaran rupiah per bulan. Sayang jika bandara tersebut tidak difungsikan maksimal.
"Itu sebulan Rp5-6 M biaya maintenance, listrik, air, dan sebagainya," ujar Agus Pambagio, ketika itu.
Jika apa yang disampaikan benar, maka lebih baik dari sekarang bandara tersebut segera merencanakan ulang biaya-biaya yang bakal dikeluarkan. Terutama untuk biaya listrik.
Apa yang dilakukan Bandara Ngurah Rai patut dicontoh. Dalam dua tahun bandara tersebut bisa menghemat Rp 27,8 miliar. Yakni dalam periode 2020-2022 lalu.
Tepatnya, Bandara Ngurah Rai Bali mampu menghemat energi sebesar 26.592 MWh pada rentangi tahun 2020 hingga 2022. Penghematan energi tersebut mengalami peningkatan sebesar 44 persen dalam rentang periode 2 tahun terakhir.
Yang menarik lagi, bandara tersebut juga berhasil mencatatkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) atau greenhouse gas sebesar 21.008 metrik ton CO2.
Bukan itu saja. Bandara ini juga mendukung penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Caranya, AP I bersama anak usahanya yakni Angkasa Pura Properti (APP) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).