Antara Puser Bumi dan Gempa Besar Cirebon

Senin 27-01-2014,01:13 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Seperti diberitakan Radarcirebon.com, gempa yang terjadi di Kebumen, Jawa Tengah sampai terasa di wilayah Cirebon. Bahkan, meliputi Kuningan, Majalengka, dan Indramayu. Meski intensitasnya berskala rendah, namun hal ini tampak mengagetkan warga. Ada kisah menarik cukup melegenda, puser bumi atau yang biasa dikenal dengan sebutan \'wudel lemoh\' adalah tempat di atas puncak Gunung Jati. Gunung Jati terletak di sebelah timur dari komplek wisata ziarah makam Sunan Gunung Jati. Menurut warga sekitar, bahwa puser bumi ini merupakan sebuah paku yang menancap di atas permukaan bumi agar keseimbangan bumi dapat terjaga. \"Puser Bumi cikal bakal berdirinya bukit yang dikenal sebutan Gunung Sembung,\" ujar Ikin kepada radarcirebon.com, Minggu (26/1). Menurutnya, Gunung Sembung ini bermula dari Sunan Gunung Jati yang mendengar cerita dari warga nelayan sekitar susah untuk kembali ke daerahnya. Karena tidak ada penanda daratan, jika hendak pulang setelah melaut. Maka Sunan Gunung Jati pun pergi ke puncak Gunung Ciremai untuk mengambil pucuk dari Gunung Ciremai. Setelah sampai di sana, Sunan Gunung Jati mengambil satu genggam tanah dari Gunung Ciremai lalu disimpannya dalam kain. Setelah kembali ke Gunung Jati, lalu tanah dari pucuk Gunung Ciremai diletakkannya di pinggiran laut, sehingga tumbuhlah pesisir laut itu menjadi sebuah bukit yang biasa dikenal dengan sebutan Gunung Sembung atau Gunung Sambungan. \"Kadang disebut Gunung Jati, karena penuh dengan pohon jati.Puser bumi yang terletak di puncak Gunung Jati tersebut konon memiliki sambungan penyeimbang, antara Gunung Jati dengan Gunung Ciremai. Agar setiap kali terjadi gempa bumi, daerah Cirebon dan sekitarnya tidak mengalami gempa yang serius,\" pungkasnya. Terkait peristiwa gempa, dokumen yang didapat radarcirebon.com, berjudul \'Uit Cheribon\'s Geschiedenis\' disusun oleh Dr. E.C. Godde Molsbergen, seorang petugas arsip negara di Batavia, merekam peristiwa gempa bumi tahun 1847 menghancurkan bebeberapa bangunan pemerintahan, terutama gedung karesidenan. 25 Oktober dan 29 November 1875, gempa juga terjadi di wilayah Kuningan. Tanah longsor dari Gunung Ciremai dan beberapa jembatan hancur. (wb)

Tags :
Kategori :

Terkait