CIREBON, RADARCIREBON.COM - Puluhan siswa berkebutuhan khusus pada Sekolah Luar Biasa (SLB) Pancaran Kasih, diberikan pemahaman dasar kebencanaan, oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon, Rabu (6/9/2023).
Petugas dari BPBD memberikan edukasi sekaligus praktik kepada para siswa dan guru di SLB tersebut, tata cara bertindak ketika terjadi sebuah bencana di lingkungan sekolah, maupun lingkungan kediaman.
Kepala pelaksana BPBD Kota Cirebon Andi Wibowo menjelaskan, pelatihan dasar kepada sekolah-sekolah ini menjadi agenda rutin pihaknya untuk menjalankan instruksi dari BNPB dalam menciptakan satuan pendidikan yang aman dari bencana.
Namun untuk para siswa berkebutuhan khusus, merupakan yang pertama kali dilakukan oleh BPBD Kota Cirebon. Sehingga, pihaknya sangat mengatensi agar materi dasarnya bisa diserap oleh para siswa.
Misalnya, pengetahuan dasar ketika terjadi bencana gempa bumi, yang mesti dilakukan seperti melindungi area kepala dan leher dari reruntuhan, berlindung di kolong meja, berlari ke tempat lapang/terbuka, dan lain sebagainya.
“Minimal tahu harus berbuat apa ketika terjadi bencana, karena kita tidak tahu kapan bendana akan terjadi. Yang penting membekali siswa dan guru terkait tara cara bertindak apa untuk terhindar dari bahaya yang terjadi saar bencana,” ujar Andi.
Menurutnya, bagi para siswa berkebutuhan khusus ini, memang tidam cukup satu kali dipraktekan bisa langsung dipahami.
Tapi, minimalnya semua stakholder di sekolah seperti para guru dan orang tua komite sekolah, materi ini dipahami.
“Alhamdulillah, para guru dan orang tua siswa juga kompak antusias. Harapan kami, setelah pengenalan pengetahuan singkat ini, nantinya dalam kesempatan lain pengetahuan dasar ini bisa terus diajarkan kepada para siswa. Jadi, bisa memininalisir dampak dari ketika terjadi bencana,” tuturnya.
Wakasek Kurikulum SLB Pancaran Kasih Atas Budi Ruswono berterimakasih kepada BPBD Kota Cirebon yang telah memberikan pelatihan dan pengetahuan dasar ketika menghadapi bencana alam.
Dia mengakui di sekolahnya, siswa punya hambatan retardasi mental yang kemampuan intelektualnya di bawah rata-rata, bahkan biasanya mengalami hambatan lain semisal motorik dan perilaku dan lainnya.
Untuk mengembangkan kemampuan anak, salah satunya kehadiran BPBD memberikan pemahaman dasar kepada anak, saat ada bencana apa yang harus dilakukan anak. Walaupun tidak cukup sekali dua kali diajarkan.
“Maka dari itu, nanti pada kesempatan lain, di kegiatan intra sekolah ilmu ini akan diulang-ulang dan diajarkan oleh guru-guru sesuai metode dan panduan oleh BPBD,” ungkapnya.