Begitu juga ketika pindah klub, pemain tersebut akan kembali mati-matian membela klub barunya itu.
"Karena mereka bermain dengan otak, sedangkan kita (Bobotoh) pakai hati, jadi sudah beda," paparnya.
Albert kembali menegaskan, sikap dari pemain dan pelatih itu, merupakan hal yang wajar dalam dunia sepak bola.
BACA JUGA:CCEP Indonesia Gelar Bersih-bersih Serentak di 10 Kota Utama di Indonesia
Dan perbedaan tersebut menurutnya, tidak bisa dipaksakan kepada pelatih atau pemain, supaya mengikuti apa yang Bobotoh lakukan.
Holy trinity terakhir adalah suporter, dijelaskan Albert, Bobotoh yang terdiri dari beberapa komunitas ini, memiliki cara padang yang berbeda-beda.
Dengan banyaknya pentolan Bobotoh itu, sudah bisa dipastikan banyak perbedaan untuk bisa menyatukan menjadi satu tujuan demi Persib.
"Karena banyaknya perbedaan, tidak jarang antar suporter sendiri jadi saling serang, meskipun lewat media sosial," jelasnya.
BACA JUGA:Harga Bergejolak, Bulog Salurkan 360 Ton Beras di Cirebon
Albert kembali memberikan contoh, beberapa klub eropa membuat sebuah wadah sebagai sarana berkumpul para komunitas suporter.
Wadah yang disediakan oleh manajemen itu, bisa mengakomodir semua suara dari beberapa elemen suporter sehingga bisa diambil satu suara.
"Jadi suara beberapa suporter bisa terwakilkan lewat wadah tersebut," katanya.
Dalam video pemaparan tersebut, Albert menegaskan tidak memihak kepada salah satu elemen atau pihak mana pun.
BACA JUGA:Menu Baru Bakso Seuseupan Spesial untuk Pecinta Pedas, Yuk Merapat!
Dirinya memberikan gambaran, tentang perubahan yang sedang dilakukan pihak manajemen sepak bola, khususnya di Liga Indonesia.
Perubahan-perubahan yang terjadi itu, bakal dialami oleh semua suporter yang mendukung klub masing-masing dengan segenap hati.*