Terutama keliling ke pasar-pasar tradisional. Seperti ke Pasar Simpang Dago, Pasar Caringin, Pasar Ciroyom, Pasar Tegalega, Pasar Baru, dan Pasar Cicaheum.
BACA JUGA:MENOHOK! Nasabah Saldo Nol Cuma Jadi Beban, Dirut Bank BCA Digital Menyinggung Hal Ini
Ternyata di pasar itu ada pemandangan “menarik”. Apa itu? Ternyata sampah yang berserakan.
Sampah dan kekumuhan memang sulit dipisahkan dan saling berkaitan. Menjadi cacatan mereka, Bandung memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, di antaranya soal sampah.
4. Banjir
Ke Bandung di musim penghujan? Ada warning dari turis Malaysia untuk berhati-hati. Karena banyak tempat di “bandar raya” tersebut sering tergenang banjir.
Soal banjir di Bandung memang sangat terkait dengan banyaknya jumlah penduduk, kawasan kumuh dan penggundulan gunung.
BACA JUGA:WOW! Tiket 700 Ribuan, Malaysia Airlines Kasih Shuttle Gratis dari Bandara Kertajati ke Bandung
Dalam satu dekade ini, beberapa tempah Bandung sering diterjang banjir besar. Bahkan bisa dibilang banjir parah.
Bandung memang harus berbenah agar turis Malaysia tetap betah tinggal di kota ini ketika musim penghujan tiba.
Di antaranya meminimalisir banjir di obyek-obyek yang menjadi tujuan wisatawan negeri jiran tersebut.
Itulah sisi gelap Bandung di mata turis Malaysia. Tentu hal tersebut menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan warganya.
BACA JUGA:Anggaran Hibah untuk Pilkada Jabar 2023 Sebesar Rp1 Triliun Siap Gelontorkan
Dulu, orang Malaysia dan pendatang lain pergi ke Bandung, biasanya karena tertarik dengan narasi kota yang indah, penduduknya ramah, sopan dan halus perilakunya.
Namun apakah sekarang masih seperti narasi tersebut? Nah, inilah yang sekarang harus dijelaskan oleh pemerintah dan warga Kota Bandung.
Sepertinya, ledakan urbanisasi dan investasi properti, sudah merubah segalanya. Walau jika dikelola dengan baik, keduanya bisa menjadi peluang. (*)