Perbaikan Jalan Akibat Banjir Butuh Rp2,12 Triliun

Kamis 30-01-2014,10:14 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menginventarisasi kebutuhan dana penanganan jalan nasional yang rusak akibat banjir dan tanah longsor di Indonesia mencapai Rp2,12 triliun. Jumlah tersebut terbagi menjadi dana penanganan sementara senilai Rp510,32 miliar dan dana penanganan permanen sebesar Rp1,517 triliun. Direktur Jenderal Bina Marga Djoko Murjanto menyampaikan hal tersebut pada jumpa pers mengenai Penanganan Jalan Nasional Pasca Banjir, kemarin (29/1) di Jakarta. \"Dananya akan kita ambil dari dana pemeliharaan rutin yang sudah kita miliki, dan jika tidak mencukupi kita ambil dari pos dana mendesak,\" terang Djoko. Lebih lanjut dia mengatakan, estimasi dana tersebut didasarkan kebutuhan hingga Selasa (28/1). Sehingga sangat memungkinkan perkiraan jumlahnya akan meningkat. Djoko menjelaskan, penanganannya sendiri baru dapat dilakukan pada saat air sudah surut dan kondisi aspal mulai mengering. \"Untuk sementara ini, upaya yang dapat dilakukan baru sebatas menutupi lubang dengan material batuan untuk mengurangi bahaya,\" kata Djoko. Dia menyebutkan, pihaknya mengonsentrasikan perbaikan jalan nasional di jalan Pantai Utara (Pantura) Jawa dan jalan di Manado, Sulawesi Utara. Selain itu, penanganan jalan juga dikerjakan pada Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Sulawesi Tenggara. Berdasarkan data dari Ditjen Bina Marga, jumlah lubang di jalan Pantura ruas Banten hingga Jawa Barat mencapai 3.000 lubang yang tersebar sepanjang 25 kilometer. Sedangkan untuk Pantura ruas Jawa Tengah-Jawa Timur tercatat ada 4.000 lubang yang tersebar sepanjang 75 kilometer. Dia menuturkan bahwa sejumlah titik yang mendapat perhatiannya adalah ruas Karawang-Cikampek-Palimanan, ruas Pamanukan-Sewo-Lohbener, dan ruas jalan Kudus-Pati. \"Intensitas hujan yang tinggi, ditambah perubahan iklim yang menaikkan tinggi muka air memang menambah beban jalan Pantura yang sudah sangat tinggi akibat besarnya volume lalu lintas,\" ucap Djoko. Dia melanjutkan, pihaknya masih berupaya menangani kerusakan jalan nasional melalui upaya tanggap darurat. Penanganan tersebut antara lain meliputi pemasangan rambu-rambu peringatan jalan berlubang serta membentuk tim untuk melakukan penutupan lubang. Sementara itu, banjir yang terjadi di Manado, Sulawesi Utara pada dua pekan lalu juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan. Penanganan mendesak antara lain untuk perbaikan jalan dan jembatan boulevard yang rusak pada wing wall dan plat injak sepanjang badan jalan. Djoko menambahkan, untuk ruas Manado-Tomohon ada 16 titik dari total 32 titik yang perlu segera mendapatkan penanganan. Perbaikan di sana dikerjakan dengan pemasangan jembatan bailey dan gorong-gorong. Selain itu, perbaikan juga dilakukan di ruas jalan Airmadidi-Tondano, ruas Manado-Tumpuaan, ruas Tomohon-Kawangkoan serta jalan Ring Road. Djoko Murjanto mengungkapkan, untuk penanganan mendesak jalan dan jembatan di Manado pihaknya membutuhkan dana sebesar Rp45 miliar. \"Jumlah tersebut juga perlu didukung dengan anggaran tanggap darurat pasca bencana sebesar Rp30 miliar,\" imbuhnya. (dod)

Tags :
Kategori :

Terkait