BACA JUGA:Menteri Anas Tolak PPPK Paruh Waktu dalam RUU ASN, Begini Tanggapan Komisi II DPR RI
BACA JUGA:Sebelum Bandara Kertajati Ramai, Bikin Ramai Dulu Kabupaten Majalengka, Caranya Bagaimana?
Untuk mendapatkan kudapan yang satu ini, Kamu bisa mengunjungi toko oleh-oleh yang sudah banyak menjamur di wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon.
Namun, jika Anda penasaran dan ingin melihat langsung proses produksi tape ketan ini, bisa datang langsung ke Desa Bakung Lor.
Letaknya di Kecamatan Jamblang. Ada di sebelah barat Kota Cirebon. Jaraknya dari pusat Kota Cirebon sekitar 20 kilometer.
Dari Kecamatan Jamblang sekitar 2 kilometer saja. Sedangkan dari kawasan wisata Batik Trusmi jaraknya sekitar 10 kilometer ke arah barat.
Jadi, kalau Anda datang dari arah Jakarta atau Bandung melalui jalur Pantura, maka akan sampai di wilayah Kecamatan Jamblang terlebih dahulu sebelum Trusmi dan Cirebon Kota.
Kalau Anda melintasi Tol Cipali atau Cisumdawu, bisa keluar di gerbang Tol Palimanan atau Plumbon.
Kudapan ini khas Cirebon. Terbuat dari bahan beras ketan, daun katuk kemudian difermentasikan dengan ragi.
Berbeda dengan tape ketan lainnya, meski dikonsumsi dalam jumlah banyak, tape ketan Bakung tidak menyebabkan efek mabuk atau pusing.
Saat ini, produksi tape Bakung sudah dilakukan secara masal sejak berkembang pertama kali pada tahun 1980-an.
Sebelumnya makanan khas ini hanya dijumpai saat lebaran dan hajatan. Atau dibuat khusus untuk konsumsi sendiri.
Tokoh yang pertama yang memproduksi tape ketan Bakung secara komersil adalah almarhumah Munir atau dikenal warga sekitar dengan sebutan Ibu Munil.
Ibu Munil terinspirasi memproduksi tape ketan Bakung kemudian menjualnya lantaran desakan ekonomi.
“Saat itu ibu saya bingung, anak ada 10 tapi ekonomi begitu sulit," tutur Hj Surani (63) anak sulung Ibu Munil kepada Radar Cirebon.
"Pernah coba beberapa usaha dan akhirnya mantap jualan tape karena kebetulan ibu saya punya resep yang membuat tape buatannya berbeda dengan tape-tape buatan orang lain,” imbuhnya.