Istri Duluan Gandir, Baru Suami

Jumat 07-01-2011,06:00 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Dugaan Polisi Terkait Peristiwa Bunuh Diri Pasangan Suami Istri PASALEMAN- Peristiwa gantung diri (gandir) pasangan suami istri (pasutri) Maksum (35) dan Rohani (30), terus dalam penyelidikan polisi. Penyidik sepertinya masih penasaran dengan aksi nekat pasutri asal Blok Keroya, RT 04 RW 08, Desa Tanjunganom, Kecamatan Pasaleman, Kabupaten Cirebon ini. Selain karena ada luka memar di wajah Rohani, tali yang mengikat lehernya juga tampak kuat dan diduga sudah dipersiapkan sejak lama. Tali itu diikat dengan kawat sehingga sulit dilepaskan. Kapolsek Waled AKP Sunarto SH MH melalui Kasi Humas Aiptu Achmad Suwandi mengatakan, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan meski pihak keluarga korban sudah menyatakan tidak akan memperpanjang kasus itu. Suwandi mengatakan, gandir yang dilakukan Maksum dan Rohani diduga sudah direncakan sebelumnya. “Diduga gantung diri ini sudah tersusun rapi. Dari barang bukti yang kami sita dari rumah, tali sudah diikat dengan kawat. Ada dugaan bahwa korban Rohani gandir duluan baru suaminya,” kata polisi asal Banten ini. Selain tali yang dijadikan sebagai barang bukti, pihak kepolisian juga menyita celana dalam kedua korban untuk proses lebih lanjut. “Dari celana dalam keduanya, petugas mentemukan kotoran dan air seni. Itu memastikan bahwa keduanya gantung diri. Motifnya, masih diduga karena persoalan ekonomi. Motif ini cukup logis, dilihat dari rumah korban yang tak layak huni. Tetapi kami terus melakukan penyelidikan,” bebernya. Sementara itu, kepergian Maksum dan Rohani menyisakan duka mendalam bagi ketiga anak mereka yakni Zaitun (14), Wisnama (9) dan si bungsu Sanesah yang masih balita. Rumah mereka sangat sederhana berukuran 10 meter lebar 7 meter, dinding terbuat dari geribik kayu, beralaskan tanah dan atap rumah yang hampir roboh. Di dalamnya tidak terdapat benda elektronik, hanya ada tiga sepeda butut dan di dapur masih ada benda yang mungkin masih layak di pakai yakni kompor gas. “Saya masih engga percaya bapa dan mimih meniggal seperti itu,“ ucap Zaitun. Pelajar kelas dua sebuah SMP swasta ini mengaku tidak mempunyai firasat apapun. Bapak sempat berpesan untuk jaga Wisnama dan Sanesah,” jelasnya, kemarin. Dia mengaku bingung, ke depan bersama adiknya akan tinggal di mana. “Sementara masih tinggal di rumah Wa Ecih, tapi besok saya sama adik pengen tidur di rumah nenek,” tukasnya. Sementara Wacah, kakak almarhum Maksum, siap menampung ketiga anak korban. “Saya sudah anggap mereka anak sendiri. Kalau mau tinggal di rumah saya, ya silakan. Terserah anak-anak maunya tinggal di mana,” papar wanita berusia 45 tahun ini. Wacih menyatakan, sebelum meninggal Maksum dan Rohani tidak mempunyai masalah yang begitu berat. “Mereka orangnya tertutup tidak pernah cerita kalau ada masalah,” katanya. (din)

Tags :
Kategori :

Terkait