Evakuasi Sisa Korban Tunggu Kondisi Aman

Senin 03-02-2014,10:53 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Jatuhnya korban manusia akibat luncuran awan panas Gunung Sinabung berbuntut. Proses pemulangan sekitar 13 ribu jiwa pengungsi warga 16 desa di luar radius lima kilometer dari kawah ditunda. Sementara, persiapan relokasi tiga desa di radius tiga kilometer dari kawah dipercepat. Pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyesalkan lolosnya warga naik ke lereng Sinabung yang berakibat jatuhnya korban jiwa. Semua pintu masuk menuju radius lima kilometer sudah beberapa bulan terakhir dijaga ketat aparat. \"Warga menemukan jalan tikus (jalan pintas) yang membuat mereka lolos dari penjagaan,\" ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya kemarin. Sutopo mengingatkan, masyarakat jangan menganggap remeh awan panas. Selain bersuhu di atas 700 derajat Celsius, awan panas memiliki kecepatan luncur hingga lebih dari 100 kilometer per jam. Jika sudah meluncur, mustahil untuk menghindar. Jatuhnya korban tewas ditengarai akibat terlambat menyelamatkan diri saat melihat awan panas meluncur dari kawah. Hingga kemarin sore, evakuasi lanjutan terhadap sisa korban di desa Sukameriah belum dilakukan. Tim SAR gabungan belum mendapat izin dari PVMBG untuk naik ke Sukameriah karena kondisi masih dianggap berbahaya. \"Kami sudah menyiapkan 170 orang, terdiri dari Kodim, Yon 125, Brimob, Basarnas, Pol PP, dan relawan,\" lanjut peneliti senior BPPT itu. Selain tim evakuasi, disiapkan pula tujuh truk, dua hagglund (kendaraan taktis mirip tank) brimob, empat ambulans, dan 10 kendaraan dinas. Tim evakuasi memprediksi masih ada sejumlah korban di Sukameriah. Sebab, jumlah korban yang ditemukan tidak sebanding dengan temuan 16 motor di desa tersebut. Belum bisa dipastikan berapa jumlah korban yang masih berada di Sukameriah. Kemarin pagi, satu korban luka atas nama Surya Sembiring akhirnya tewas. Dia mengalami luka bakar serius akibat diterjang awan panas. Dengan demikian, jumlah korban tewas meningkat menjadi 15 orang ditambah dua orang terluka. Untuk mencegah kejadian serupa terulang, kini penjagaan di setiap pintu masuk kampung diperketat. Aparat TNI dan Polri juga makin intens berpatroli mencari jalur pintasan yang mungkin dilewati warga yang akan naik ke lereng gunung setinggi 2.460 meter itu. Tragedi awan panas itu membuat jadwal pemulangan 13.828 jiwa (4.639 KK) tertunda. Mereka baru akan dipulangkan dalam pekan ini, setelah kondisi Sinabung mulai stabil. Para pengungsi yang akan dipulangkan itu berasal dari 16 desa yang berada di luar radius lima kilometer dari kawah Sinabung. Total pengungsi saat ini berjumlah 30.117 jiwa (9.388 KK) dari 32 Desa dan dua dusun. RELOKASI Rencana relokasi 1.109 keluarga dari tiga desa di radius tiga kilometer dari kawah, yakni Sukameriah, Simacem, dan Bekerah bakal segera direalisasikan. Pemkab Karo sedang mengupayakan pengadaan lahan sekitar 25 hektare sebagai lokasi pengganti ketiga desa tersebut. \"Lokasinya untuk saat ini belum bisa dipublikasikan,\" terang Sutopo. Nantinya setiap keluarga akan mendapat rumah seluas 36 meter persegi dan lahan seluas 100 meter persegi. Desain rumah tahan gempa dan dana pembangunannya sudah disiapkan. Diperkirakan, pembangunan bakal memakan waktu tiga sampai empat bulan. Sedangkan, para pengungsi yang tidak direlokasi akan mendapatkan dana cash for work sebesar Rp50 ribu per KK perhari. Para pengungsi yang memiliki utang di bank juga akan mendapat keringanan untuk melunasi kreditnya dalam jangka waktu maksimal tiga tahun. Bantuan tersebut masih akan ditambah dengan beasiswa untuk anak-anak korban Sinabung. Anak usia SD akan mendapat beasiswa Rp1 juta per tahun, SMP Rp1,5 juta per tahun, SMA Rp 2 juta per tahun, dan mahasiswa Rp2,1 juta per semester. Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mengupayakan perancangan hunian tetap (huntap) bagi sekitar 1000 kepala keluarga (KK) korban bencana erupsi Gunung Sinabung. \"Anggarannya sekitar Rp60 miliar untuk hunian membangun kawasan tadi, tapi kalau ditambah fasilitas kira-kira Rp67 miliar. Fasilitas yang dimaksud seperti fasilitas khusus dan fasilitas umum,\" terang Kapuskom Kementerian PU Danis H Sumadilaga saat dihubungi Jawa Pos (Radar Cirebon Group) kemarin. Danis juga mengatakan bahwa realisasi huntap tersebut masih terkendala oleh penentuan lokasi atau lahannya. Untuk lahan, dia menjelaskan bahwa sebelumnya terdapat dua opsi yaitu menggunakan lahan kehutanan, namun lokasinya agak jauh. \"Untuk itu, akan diupayakan oleh Bupati Kabupaten Karo, sekitar 25 hektare di radius 5-7 kilometer untuk hampir 1000 KK,\" terang Danis. Selain itu, Danis juga menyebutkan, terdapat sejumlah infrastruktur dan fasilitas umum rusak akibat bencana di Sinabung. \"Ada sejumlah yang rusak, seperti jalan raya saat ini tertutup debu dan berbagai fasilitas umum seperti sekolah,\" ujarnya. Namun demikian, Danis mengatakan bahwa pemerintah belum mulai memperbaiki jalan dan infrastruktur yang rusak di sana karena masih dalam masa tanggap darurat. \"Belum diperbaiki karena masih fokus ke tanggap darurat seperti relokasi warga,\" imbuhnya. (byu/dod)

Tags :
Kategori :

Terkait