Petambak Butuh Bantuan Benih

Senin 03-02-2014,12:04 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

INDRAMAYU - Kerugian budidaya dan pembenihan ikan dan udang akibat banjir di Kabupaten Indramayu paling besar dibandingkan dengan sektor usaha ekonomi lain. Berdasarkan data dari bagian humas dan protokoler Setda Pemkab Indramayu, kerugian yang dialami petani tambak mencapai Rp147 miliar. Petani merugi karena ikan dan udang yang dibudidaya maupun sedang proses pembenihan hilang akibat hanyut tersapu banjir. “Untuk perikanan budidaya areal tambak yang terendam seluas 19,616.00 hektare dengan kerugian mencapai Rp142.153.090.000. Sementara pembenihan ikan dan udang ada 540 unit dengan kerugian Rp5.238.000.000. Seluruhnya Rp147 miliar lebih,” ujar Kabag Humas Setda Indramayu, Drs Wawan. Nuryasa (46), petani tambak Desa Kertawinangun Kecamatan Kandanghaur mengatakan, sekitar 18 ton ikan gurami yang ditanamnya hilang tersapu banjir. “Semuanya Sembilan petak kolam dengan usia ikan sudah delapan bulan atau dua bulan lagi dipanen. Tapi semuanya hilang akibat banjir kemarin. Untuk kerugian seluruhnya sekitar Rp378 juta,” ujarnya. Menurutnya, hasil panen untuk satu petak atau kolam rata-rata dua ton. Sedangkan harga ikan gurami saat ini Rp22 ribu per kilogram. “Kami petani tambak sangat mengharapkan bantuan benih dari pemerintah agar bisa menanam kembali,” harap Nuryasa diamini petani tambak lainnya. Sementara Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah mengatakan, selain hasil pertanian, usaha sektor pertambakan (budidaya ikan) juga memberikan kontribusi pasar nasional. Karena terjadi banjir, kini pasokan ikan untuk pasar terhambat. Kepada presiden, pemerintah daerah sudah meminta bantuan salah satunya untuk membantu sektor pertambakan dan pertanian. Tentu rehabilitasi infrastrtuktur yang mengalami kerusakan akibat banjir juga menjadi prioritas. “Pemerintah daerah tidak mungkin membiayai semua itu karena nilai kerugian secara keseluruhan lebih dari Rp1 triliun. Sementara APBD 2014 kurang dari Rp2 triliun, itupun sudah diketok palu,” ujar Anna saat berkunjung ke lokasi banjir di Desa Bugel Kecamatan Patrol beberapa hari lalu. Selain perikanan dan tambak, kerugian juga terdiri dari kerusakan ribuan sekolah, baik SD, SMP, SMA, dan SMK sekitar Rp42 miliar. Kemudian kerusakan sarana irigasi, bendungan dan saluran pembuang senilai Rp47,1 miliar. Selain itu, kerusakan jalan aspal luar kota, jalan aspal dalam kota dan jalan beton sepanjang 813,67 km yang mencapai sekitar Rp266 miliar. Ditambah jembatan kabupaten dan jembatan desa sekitar Rp1,7 miliar. Kemudian areal pertanian seluas 48 ribu hektare terendam dan menimbulkan kerugian lebih dari Rp98 miliar. Bupati menambahkan, banjir juga telah menimbulkan kerusakan pada 4.685 unit rumah warga dengan kerugian sekitar Rp23,4 miliar. Ditambah jalan lingkungan sekitar Rp199,6 miliar, jalan setapak Rp56 miliar dan drainase sekitar Rp180 miliar. (kom)

Tags :
Kategori :

Terkait