Secara historis, negara-negara berhaluan kiri di Amerika Latin bersimpati dengan perjuangan Palestina, sementara negara-negara beraliran kanan cenderung mengikuti jejak Amerika Serikat.
Selain Bolivia, Chili juga melakukan hal yang sama.
Presiden Chili Gabriel Boric menuduh Israel melakukan "pelanggaran yang tidak dapat diterima terhadap Hukum Humaniter Internasional dan mengikuti kebijakan hukuman kolektif terhadap rakyat Gaza", tulis Gabriel Boric di X.
Chile memiliki komunitas Palestina terbesar dan salah satu tertua di luar dunia Arab.
BACA JUGA:Inflasi Jabar Oktober Sebesar 2,58 Persen, Kota Cirebon Paling Tinggi
Presiden Kolombia Gustavo Petro menyebut serangan itu sebagai “pembantaian rakyat Palestina” dalam tweetnya di X.
Negara-negara Amerika Latin lainnya, termasuk Meksiko dan Brazil, juga menyerukan gencatan senjata.
Bolivia sebelumnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 2009, juga sebagai protes terhadap tindakan Israel di Gaza. Hubungan baru pulih pada tahun 2020.
Sekitar 2,3 juta orang tinggal di Gaza dan para pejabat PBB mengatakan lebih dari 1,4 juta di antara mereka kehilangan tempat tinggal akibat pemboman tanpa henti yang dilakukan Israel. (*)