Oleh karena itu, untuk bisa mewujudkan kondisi tersebut, bisa tercapai jika ada penerapan beberapa tatanan yang terintegrasi dan disepakti oleh masyarakat dan pemerintah daerah.
Dijelaskan dr Siska lebih lanjut, Swasti Saba yang merupakan penghargaan setiap 2 tahun sekali ini, bukan merupakan perlombaan kota dan kabupaten.
"Tetapi perlombaan antara kota dan kabupaten dengan diri sendiri, jadi yang dinilai adalah proses," ucap dr Siska, Rabu 6 Desember 2023.
dr Siska yang hadir dalam sambutan Pertemuan dan Evaluasi Penyelenggaraan KKS Tahun 2023 di Hotel Aston ini menambahkan, proses untuk mencapai Swasti Saba adalah yang paling penting.
BACA JUGA:Rektor UGJ Lantik 3 Dekan
"Bagaimana usahanya untuk bisa meraih Padapa, Wiwerda, dan Wistara," ucapnya saat memberikan sambutan.
Sebagai informasi, Swasti Saba merupakan penganugerahan untuk kota sehat. Adapun untuk penilaian dibedakan menjadi 3 kategori.
Kategori tersebut diantaranya, Padapa, Wiwerda, dan Wistara. Tiga tingkatan berdasarkan presentase Open Defecation Free (ODF) atau buang air besar sembarangan.
Disebutkan dr Siska, Kategori Padapa ODF 80 persen, kategori Wiwerda ODF 90 persen, dan kategori Wistara ODF 100 persen.*