RADARCIREBON.COM – Dunia kesehatan kembali harus waspada dengan gelombang wabah penyakit yang diduga Covid-19 varian baru.
Di Singapura, muncul Covid-19 varian Eris EG.5 yang merupakan varian baru yang diduga kuat menjadi pemicu naiknya kasus di negara patung kepala singa itu.
Di saat bersamaan, kasus Covid-19 di Tanah Air pun juga ikut naik.
BACA JUGA:Diduga Jadi Korban Kecelakaan Jet Tempur F-15, Pangeran Arab Saudi Meninggal Dunia
Berdasarkan penjelasan dokter paru, kemungkinan kasus Covid-19 terbaru ini karena antibodi masyarakat mulai menurun.
Suntikan vaksin booster Covid-19 secara massal di Indonesia, terakhir kali dilakukan dua tahun lalu.
Kata Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Erlina Burhan, SpP(K), gejala yang ditimbulkan dari subvarian omicron ini mirip-mirip.
Sebaran varian omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia sempat jadi momok menakutkan.
Lonjakan sebarannya dinilai jauh lebih cepat, sehingga vaksin booster sangat diperlukan.
BACA JUGA:Wakil Bupati Cirebon Lakukan Safari Pembangunan 2023: Mari Kita Sama-sama Menjaga dan Merawatnya
Gejala yang ditimbulkan dari virus Covid-19 varian Eris EG.5 mirip-mirip di antaranya seperti hidung meler, disertai nyeri tenggorokan.
"Terutama Omicron BA.5 dan BA.5 selain hidung meler, juga nyeri tenggorokan," beber Spesialis Paru RS Persahabatan dalam konferensi pers, Jumat 8 Desember 2023.
Ia melanjutkan, gejala lain yang dirasakan dari paparan virus ini seperti nyeri otot hingga nyeri badan.
Erlina menegaskan, gejala Covid-19 varian Eris EG.5 mirip-mirip dengan varian sebelumnya itu.
"Gejala nyeri otot, nyeri badan, nggak enak badan adalah gejala umum.
BACA JUGA:Wujudkan Digitalisasi Layanan Publik, Kecamatan Pekalipan Launching Aplikasi PEDATI dan DigiPKK
"Hampir sama semua Covid itu terjadi. Jadi gejalanya nggak terlalu berbeda, mirip-mirip," jelasnya.
Efektifitas vaksin booster, lanjut Erlin, sebagai proteksi antibodi tubuh seiring waktu akan menurun.
Penurunan sistem kekebalan tubuh yang dihasilkan vaksin bisa terjadi hanya dalam hitungan bulan.
Ia mengatakan, efektifitas vaksi akan menurun bulan keenam dan bulan ke-12. Tidak ada garansi vaksin bisa bertahan seumur hidup.
"Seiring waktu daya tahan tubuh atau titer antibodi kekebalan Covid-19 yang dihasilkan vaksin mulai declining, berkurang terutama setelah bulan ke-6 sampai ke-12," bebernya.
Ia menambahkan, penyebab penurunnya sistem kekebalan tubuh karena jarak antara vaksi terakhir kali cukup jauh.
BACA JUGA:Sepeda Pesanan Kaesang Pangarep Nyaris Rampung, Pilih Superbike Wdnsdy AJ5, Brand Lokal Indonesia
"Ada kemungkinan bahwa titer antibodi juga menurun karena sudah lama kita divaksin," ujarnya.
Minimal, antibodi akan menurun setelah enam bulan disuntik vaksin.
"Sudah lebih dari enam bulan dan secara teori harusnya (antibodi) menurun," tutupnya. (*)