KEJAKSAN – Apa kata kader PDIP dan Partai Golkar Kota Cirebon menyikapi mencuatnya sebutan Suno (H Sunaryo HW SIP MM dan Edi Suripno SIP), sebagai pasangan cawali dan cawawali Kota Cirebon 2013?. Wakil Ketua I DPC PDIP M Jamal mengatakan, DPC belum bisa memberi komentar tentang hal ini. Mengingat, DPC tengah melakukan konsolidasi partai, mengejar target pembentukan PAC, yang harus selesai awal Maret tahun ini. “DPC belum ada komentar soal Suno, karena sedang konsolidasi,” ujarnya, Minggu (16/1). Tapi sebagai kader PDIP, kata dia, menganggap sebetulnya masih dini membicarakan pasangan yang akan diusung. Artinya, untuk sekarang belum sampai sejauh itu. Karena masih ada agenda partai yang harus menjadi prioritas. “Masih dini sebetulnya, belum sampai ke arah situ dulu. Masih ada agenda partai yang harus lebih diutamakan,” ungkapnya kepada koran ini dihubungi melalui sambungan telepon. Lagi pula di mata Jamal, masyarakat saat ini sudah pandai menilai figur yang pantas dijadikan pemimpin daerahnya. Dengan kata lain soal Suno, diberikan seluas-luasnya kepada masyarakat memberikan penilaian, karena rakyat sekarang sudah semakin pintar. Ditambah, tidak menutup kemungkinan masih ada kader PDIP lain yang akan muncul juga mencalonkan. “Biar masyarakat sendiri yang menilai figur keduanya. Kalau laku maka itulah yang terbaik, karena mereka kan sudah pintar,” ungkapnya. Jamal juga menyinggung tentang sikap PDIP yang belum lama berlangsung HUT ke-38. PDIP tetap eksis menangis maupun tertawa bersama rakyat. Konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat. Artinya, kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat harus dikritisi. Terlebih dengan kondisi bangsa saat ini tengah prihatin dengan berbagai peristiwa, ditambah kasus tidak pernah tuntas. Begitupun di tingkat daerah atau di Kota Cirebon, sejumlah kebijakan tidak pro rakyat harus disikapi. Sebut saja, rencana kenaikan tarif PDAM, status Pasar Kalitanjung, dan masih banyak lagi. Ke depan, Jamal menaruh harapan, semua persoalan yang ada ini dapat terselesaikan dengan baik, agar roda pemerintahan di kota dapat berjalan efektif. Sehingga kepemimpinan, baik di pusat maupun daerah akan dianggap berhasil oleh masyarakat. Dihubungi terpisah, kader Golkar Herawan Effendi sependapat terlalu dini membicarakan pasangan Suno. Meski tentang klaim pencalonan atau memasang-masangkan, adalah hak politik dari masing-masing figur. Tetapi, keduanya adalah pejabat publik, masih memiliki tugas dan kewajiban mengemban amanat rakyat yang harus dituntaskan. “Boleh-boleh saja, siapa mendorong si fulan atau si fulan yang lain. Tapi terlalu dini membicarakannya, karena keduanya sekarang pejabat publik, Pak Naryo menjabat wakil walikota, yang satu wakil ketua DPRD,” ungkapnya. Sebaliknya, sebagai kader, Herawan berpendapat, justru karena Sunaryo saat ini masih bersama Subardi dalam pasangan Susun, tidak salah jika memilih sikap mendorong Sunaryo turut mentuntaskan segala janji kampanye Susun. Berperan aktif bersama walikota yang memiliki otoritas penuh, melaksanakan visi misi dan menyelesaikan banyak pekerjaan rumah kota ini. “Mendorong Pak Naryo konsen bersama Pak Subardi melaksanakan visi misinya. Baik yang lama maupun baru. Contoh soal selatan Cirebon, Argasunya ke sana kan sudah harusnya jadi prioritas, tapi bagaimana dengan kenyataannya? Ingat tinggal dua tahun lagi masa tugas Susun,” paparnya. (hen)
Terlalu Dini Bicara Duet Suno
Senin 17-01-2011,07:24 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :