SUMBER– Dua pejabat yang diduga kuat punya andil besar dalam Rehab Rumah Dinas Bupati Cirebon, gelagapan saat ditanya terkait sumber dana yang digunakan. Pasalnya, APBD 2014 hingga kini belum bisa dihunakan, sedangkan APBD 2013 sudah habis. Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR), Ir Arief Budi Prayitno tetap ngotot bahwa rehab tersebut menggunakan APBD 2014. Ketika disinggung perihal APBD 2014 yang masih belum bisa dipakai, justru pernyataan Arief bertolak belakang dengan ucapan sebelumnya. Dia sempat berkilah rehab tersebut berasal dari pemeliharaan rutin yang ada di kas pemda. “Kalau dibiarkan kita salah, sedangkan anggaran (2014) itu sendiri belum cair, jadi saya juga serba bingung. Lah tupoksi kita sendiri ini untuk mengawasi itu adalah tugas kita dengan menggunakan dana seadanya,” katanya, kepada Radar, Rabu (12/2). Untuk anggaran sendiri, pihaknya belum mengetahui berapa yang akan dikeluarkan untuk rehab. “Kami tidak tahu berapa, yang penting itu adalah kerja saja dulu, tapi rehab selanjutnya itu sendiri sih ada Rp500 juta anggaran tahun 2014,” imbuhnya. Arief yang ketika ditemui sedang bersama Sekretaris Daerah, Drs H Dudung Mulyana MSi terlihat bingung. Bahkan mereka berdua bahu membahu memberikan penjelasan kepada wartawan koran ini. Kedua pejabat yang diduga memiliki peran besar terlibat dalam permainan rehab pendopo mengaku, sampai saat ini belum ada pihak ketiga yang memberikan dana. “Rehab pendopo cuma bagian atapnya saja kok, dan membenahi saluran air, karena waktu hujan beberapa waktu lalu itu membuat banjir pendopo. Perbaikan ini dilakukan karen sifatnya mendesak,” ujar Dudung. Dudung mengaku, perbaikan tersebut hanya sebatas perawatan. Untuk dana sendiri dari pemeliharaan rutin bukan dari anggaran rehab. Rehab sendiri sudah dianggarkan di APBD tahun 2014 senilai Rp500 juta. “Kalau untuk rehab kan nanti rencananya mau di ULP kan, ada di Cipta Karya dengan nominal Rp500 juta. Pak sekda mengutus kita untuk meneliti rumdin di mana kerusakannya dan setelah dilihat ternyata ada sebelas item yang rusak,” ucapnya. Dikatakannya, total dari sebelas item itu sendiri bila dikalkulasikan perbaikannya akan memakan biaya sekitar Rp2,4 miliar. Dudung justru plin plan saat wartawan koran ini kembali menanyakan perihal sumber dana yang digunakan. “Nah nanti kita tanya dulu, tapi rencana rehab sendiri memang sudah dianggarkan ditahun sebelumnya. Udah dulu ya, untuk besok lagi,” kata dia. (sam)
Sekda-DCKTR Plintat-plintut Ditanya Dana Rehab
Kamis 13-02-2014,12:49 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :