Kecewa, Honorer K2 Ontrog Dewan

Jumat 14-02-2014,10:01 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KUNINGAN – Ketua DKHI Udin Zaenal Abidin bersama ratusan honorer kategori dua (K2) yang gagal lolos seleksi CPNS membuktikan rencana bakal mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kuningan. Kamis (13/2) mereka menyampaikan aspirasi terkait kekecewaannya terhadap pemerintah pusat yang tidak meloloskan semua tenaga honorer Kuningan. Kedatangan mereka disambut Ketua DPRD Rana Suparman, Ketua Komisi 1 DPRD Ujang Kosasih, dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Uca Somantri. Ketiganya mendengarkan kelehuhan para tenaga honorer yang merasa dipermainkan pemerintah. “Biar adil, harapan kami semua honorer K2 diangkat 100 persen. Kami ingin pemerintah pusat menambah kuota penerimaan CPNS untuk Kuningan menjadi 100 persen,” ujar Ketua Dewan Koordinator Honorer Indonesia (DKHI) Kabupaten Kuningan, Udin Zaenal Abidin. Dikatakan Udin, pihaknya kecewa karena dari hampir 1.919 honorer yang ikut seleksi CPNS, hanya 527 yang lolos. Jika dipersentasikan, jumlah ini bahkan kurang dari 30 persennya. Sementara jika melihat hasil rekrutmen di beberapa daerah lain, seharusnya kelolosan honorer K2 di Kuningan bisa lebih dari 1000. Ini berdasarkan perbandingan dengan daerah lain, yang tenaga honorernya hanya 1000 lebih sedikit bisa lolos mencapai 700 sampai 800 orang. Menanggapi aspirasi massa DKHI, Ketua DPRD Kuningan Rana mengatakan, pihak pemerintah daerah tidak bisa berbuat banyak terkait tenaga honorer K2 yang tidak lolos seleksi. Sebab, penyeleksian dan penilaian CPNS dilakukan pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya memfasilitasi tes CPNS. Untuk menampung dan membantu para tenaga K2, ia berjanji bersama anggota komisi DPRD Kuningan yang membidangi, serta pemda akan mencoba berkoordinasi ke kementerian yang berkaitan untuk menanyakan kelanjutan nasib dari tenaga honorer K2 yang kini tidak lolos. “Saya tahu, bagaimana perasaan teman-teman. Semua menginginkan lolos menjadi CPNS namun tenyata tidak tercapai. Jika keluar dengan usia rata-rata yang sudah kurang produktif tentu perusahaan tidak akan mau menerima. Ini kan kasihan,” ucapnya. Dengan kenyataan seperti itu, Rana menjanjikan pada Senin (17/2), akan berangkat ke Jakarta untuk melakukan hearing ke DPR RI komisi II dan juga Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara. “Nanti yang berangkat jangan hanya saya dan dari pemkab saja, tapi harus ada juga dari perwakilan teman-teman (honorer K2, red). Supaya tidak ada kecurigaan bahwa kami ke Jakarta itu bukan untuk main, tapi serius memperjuangkan nasib teman-teman,” ungkapnya disambut tepukan tangan dari para tenaga honorer. Ditambahkan juga oleh Uca Somantri. Keterkaitan yang pernah dijanjikan kementerian terkait honorer kategori dua dilihat dari empat faktor, yaitu usia, masa kerja, pemetaan wilayah, dan nilai tes. Sementara itu sangat wajar kalau honorer sangat resah. Karena beredar kabar jika yang tidak lolos, honorer K2 akan dikeluarkan dari tempat mengajar. Ini tentu membuat honorer K2 merasa dicampakkan begitu saja tanpa melihat pengabdian selama ini. (mus)

Tags :
Kategori :

Terkait