KUNINGAN- Rencana disparbud melakukan penyusunan buku sejarah desa di Kuningan mendapatkan respons positif dari para pengamat sejarah. Langkah disparbud patut diapresiasi karena akan bermanfaat bagi masyarakat luas. “Walaupun baru sebatas rencana untuk menyusun sejarah desa atau sejarah pemerintahan desa-desa di Kuningan, bila dilihat dari kepentingan ilmu sejarah itu iktikad yang baik yang perlu direspons oleh semua pemangku kepentingan,” ujar Anwar Bahrudin, salah seorang pengamat sejarah Kuningan, kepada Radar, kemarin (13/2). Menurutnya, sejarah bukanlah dongeng, tapi sebuah karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Karena dalam proses penyusunan buku sejarah perlu melibatkan para ahli. Ia yakin disparbud juga akan melakukan langkah tersebut. Menurutnya, untuk menyusun sejarah desa harus ditempuh dengan beberapa metode kelayakan, yakni pengumpulan, memilih, mengolah data dan fakta, serta melihat sejarah secara objektif. Dengan langkah-langkah tersebut sebuah sejarah bisa disusun. “Saya yakin akan banyak manfaat yang diperoleh dan yang paling penting bisa menjadi pintu masuk untuk menggali sejarah lebih dalam,” kata Anwar yang juga kepala UPTD Japara ini. Dikatakannya, jangan dilupakan bahwa Kuningan merupakan daerah yang terbilang komplet atau semua peradaban pernah berlangsung di wilayah ini. Baik itu masa prasejarah hingga masa kemerdekaan. Bukti ada peninggalan menhir atau peti kubur menjukkan Kuningan pernah disinggahi manusia prasejarah. Begitu juga pada masa kemerdekaan adanya gedung naskah menjadi bukti peran Kuningan dalam kemerdekaan. Dengan adanya peninggalan bersejarah yang terbilang komplet di Kuningan, harusnya, kata Anwar, pemerintah membuat aturan untuk mendorong masyarakat mengenali sejarah daerahnya. Misalnya mulai dari anak sekolah diwajibkan untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada di Kuningan. Menurutnya, tidak efektif ketika harus studi tur keluar kota, padahal di Kuningan ada yang harus dikunjungi. “Saya yakin di Kuningan belum semua anak sekolah mengetahui peninggalan yang ada di Kuningan. Mereka hanya mengetahui dari buku tanpa melihat langsung,” jelasnya. Seperti pernah diberitakan sebelumnya, agar generasi mudah bisa mengetahui sejarah soal desa-desa yang ada di Kuningan pihak disparbud akan melakukan penelusuran sejarah desa-desa. Apabila sudah diketahui, maka akan dibuat SK untuk penyusunan buku sejarah. “Penelusuran sejarah desa-desa sangat penting agar generasi selanjutnya tidak melupakan sejarah,” ujar Kadisparbud Kuningan Drs Tedy Suminar. Menurutnya, program dispabud akan dimulai ketika APBD Kuningan sudah disahkan. Pihaknya, sendiri sudah siap-siap membentuk tim dan tinggal menerjunkan. Sudah lama pihaknya merencanakan, namun karena belum ada anggaran maka baru terealisasi tahun ini. Tedy yakin pihak desa menyambut positif program ini karena butuh informasi yang akurat tentang sejarah desa. Selain dengan pemdes, pihak disparbud juga akan bekerja sama dengan tokoh masyarakat setempat. Dengan begitu, diharapkan pengumpulan data akan semakin akurat. Dikatakannya, sejarah desa-desa akan dibukukan. Hanya saja, pada tahun ini disparbud fokus pada pendataan dan pemetaan situs untuk sejarah desa yang akan diangkat. Untuk sementara, desa-desa yang memiliki situs secara bertahap ke desa induk. Tahun 2013 baru mengangkat sejarah desa yang dibukukan ada tiga desa, yakni desa Cibuntu Kecamatan Pasawahan, Desa Linggamekar Kecamatan Cilimus dan Desa Maniskidul Kecamatan Jalaksana. (mus)
Penyusunan Sejarah Desa Direspons
Sabtu 15-02-2014,11:44 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :