Terbengkalai Tapi Ditarget PAD

Senin 17-02-2014,08:57 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

CILEDUG- Pemerintah Kabupaten Cirebon menerapkan kebijakan yang tak masuk akal. Kondisi Terminal Ciledug yang terbengkalai dan nyaris tak disinggahi angkutan umum, namun harus menyetor pendapatan asli daerah (PAD) Rp87 juta per tahun. Kepala Terminal Ciledug, Sudibyo mengatakan, hanya sedikit angkutan umum yang mau masuk terminal. Tak satu pun angkutan elf jurusan Ciledug-Cirebon yang singgah. Padahal, mengacu pada trayek, seharusnya elf mengangkut dan menurunkan penumpang dari terminal. “Paling cuma ada angkutan pedesaan saja, ada juga bus jurusan Jakarta, itupun hanya pagi saja. Selebihnya terminal ini kosong,” ujar Sudibyo, kepada Radar, Minggu (16/2). Dalam waktu dekat ini, Sudibyo memprediksi, beberapa bus yang biasa masuk ke Terminal Ciledug, tidak akan singgah lagi. Sebab, perusahaan bus tersebut mencabut jurusan ke Terminal Cileduh. “Sekarang pukul 09.00 pagi ke atas sampai malam, nggak ada kegiatan apapun di Terminal Ciledug. Apalagi kalau bus-bus itu sudah nggak ke sini, ya pagi juga nggak ada kendaraan masuk,” tuturnya. Diungkapkannya, penyebab Terminal Ciledug makin jarang dikunjungi yakni kondisi fisik bangunan yang sudah rusak parah. Tak hanya itu, lokasi Terminal Ciledug tidak strategis karena jauh dari keramaian. Akibatnya, angkutan seperti elf dan bus tak mau repot-repot masuk terminal. “Kalau boleh saya sarankan agar pasar atau mall berdiri di dekat Terminal Ciledug, kalau nggak terminal dipindahkan dekat dengan keramaian,“ tuturnya. Dengan kondisi seperti sekarang ini, dirinya makin pesimis target PAD yang dibebankan bisa tercapai. Apalagi, setiap tahun target tersebut selalu dinaikan. “Itu yang bikin kita juga pusing. Untuk target PAD itu bahkan anak buah saya jemput bola dengan nagih retribusi elf di Pasar Ciledug. Kalau di terminal terus, nggak mungkin PAD kita bisa tembus segitu,” ungkapnya. Kondisi Terminal Ciledug juga dikeluhkan sejumlah warga. Salah seorang warga Ciledug, Dedi mengungkapkan, warga sering kesulitan mendapatkan angkutan bila sudah sore, apalagi malam hari. Keberadaan terminal harusnya bisa memfasilitasi mobilitas warga. Tetapi, Terminal Ciledug justru tak disinggai angkutan umum. “Kalau nunggu di terminal, dijamin nggak akan dapet tumpangan. Apalagi sekarnag kondisinya kalau hujan juga banjir,” keluhnya. (den)

Tags :
Kategori :

Terkait