Cegah Kematian Ibu dan Anak, Diperlukan Perencanaan Kehamilan

Sabtu 03-02-2024,07:00 WIB
Reporter : Moh Junaedi
Editor : Moh Junaedi

Menurutnya, saat ini masih banyak status ibu dengan gizi kurang, kehamilan tidak diinginkan.

Kemudian menderita penyakit menular seperti tuberkulosis, HIV, sifilis, malaria, tekanan darah tinggi atau hipertensi, diabetes, dan obesitas.

"Hal tersebut diperparah dengan semakin tingginya kebiasaan malas bergerak atau mager, inaktivitas atau kurang olahraga, mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat, gula, dan lain sebagainya," ucapnya.

BACA JUGA:Cinta Sesama Jenis Berujung Pembunuhan di Kuningan, Pelaku Cekik Korban dengan Kain

BACA JUGA:Niat Beli Mobil untuk Usaha, Warga Indramayu Dapat Hadiah Tak Terduga dari Daihatsu Cirebon

BACA JUGA:Cuma di Cirebon, Makan Seafood Dapat Hadiah Motor di Lucky Elephant Live Seafood

Ia juga memaparkan masih banyaknya perempuan yang mengalami empat terlalu (4T), yakni terlalu dini menikah (di bawah 20 tahun), terlalu tua masa kehamilan (di atas 35 tahun), terlalu banyak anak (lebih dari dua), serta terlalu dekat jarak kehamilan (dari anak pertama kurang dari dua tahun).

Untuk itu, ia menegaskan pentingnya pasangan untuk segera menggunakan kontrasepsi atau KB pascapersalinan setelah kelahiran anak pertama.

"KB pascapersalinan, menggunakan kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan setelah melahirkan harus segera ditingkatkan, karena upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak ini harus dilaksanakan secara komprehensif dan mencakup seluruh siklus kehidupan," tuturnya.

BACA JUGA:Targetkan Pertumbuhan Kredit 11-12% di Tahun 2024, Ini Strategi BRI Tumbuh Berkelanjutan

Nida juga menjelaskan, intervensi kesehatan ini tidak dapat dilakukan hanya pada kelompok ibu hamil dan anak saja.

Melainkan jauh sebelumnya, mulai dari calon pengantin, wanita pekerja usia subur, hingga pasangan usia subur sudah harus melakukan persiapan-persiapan untuk dirinya sendiri. (*)

Kategori :