CIREBON, RADARCIREBON.COM - Monumen China, menjadi salah satu peninggalan sejarah yang ada di tempat wisata Taman Air Goa Sunyaragi, Kota Cirebon.
Keberadaan Monumen China tersebut, sekilas menggambarkan sebuah makam leluhur milik warga keturunan.
Namun faktanya, bangunan tersebut hanya sebuah monumen, bukan merupakan makam seseorang yang memiliki darah keturunan.
Hal tersebut ditegaskan Jajat Sudrajat, Kepala Pemandu Goa Sunyaragi yang juga Pemerhati tentang Sejarah Budaya Cirebon.
BACA JUGA:Subhanallah! Inilah Amalan pada Jumat Terakhir di Bulan Rajab, Terbukti Ampuh
Banyak pengunjung yang datang ke Goa Sunyaragi, menilai jika monumen tersebut merupakan sebuah kuburan China.
Jajat pun tidak bisa menampik anggapan tersebut, bangunan yang terdapat di komplek Goa Sunyaragi itu, memiliki bentuk seperti kuburan China pada umumnya.
"Itu bukan kuburan, hanya monumen," jelas Jajat, Kamis 8 Februari 2024.
Dijelaskan lebih lanjut, sejarah pembangunan monumen tersebut, merupakan inisiatif warga keturunan China atas izin dari Sultan Cirebon waktu itu.
BACA JUGA:Sampai Saat ini Ada 172 Ribu Calon Jamaah Haji yang Melunasi Bipih 2024
Diceritakan Jajat, pada tahun 1783 terjadi pergantian tahta di Kesunanan Cirebon. Sultan Sepuh IV Pangeran Adipati Amir Sena, naik tahta.
Pada tahun tersebut, bertepatan dengan kedatangan orang-orang suku Han dari Marga Tan. Mereka merupakan pedagang emas.
Sementara itu, proses pembangunan Goa Sunyaragi sendiri, dilanjutkan oleh Sultan Sepuh V Pangeran Raja Adipati Syafiuddin yang bergelar Sultan Matangaji hingga tahun 1788.
"Pada tahun 1783 hingga 1788 merupakan proses penyempurnaan Sunyaragi," papar Jajat.
BACA JUGA:Ingat! Jaga Asupan Gula Saat Merayakan Tahun Baru Imlek 2024