Sejarawan Setuju Pernyataan Dewan

Rabu 19-02-2014,08:36 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KUNINGAN- Respons positif dari anggota DPRD Oyo Sukarya terkait gagasan pembuatan sejarah desa dan berharap membuat penulisan tentang sejarah pemerintahan di Kuningan secara parsial ditanggapi sejarawan, Anwar Bahrudin. Menurutnya, akan lebih bagus jika penulisan sejarah Kuningan dibuat secara tematik secara lengkap dari mulai zaman prasejarah-zaman orde baru hingga saat ini. Hal ini, lanjut dia, karena Kuningan kaya akan peninggalan sejarah dan peradabannya yang dapat mewakili semua zaman. Di daerah lain jarang peninggalan sejarah sekomplet Kuningan. Seperti pernah dipelajarinya ketika kuliah di Jurusan Sejarah Unpad. “Bila kita sudah berhasil menyusun sejarah Kuningan secara lengkap yang kontinu, bisa mengungkap karya peradaban masyarakat Kuningan. Baik dari mulai zaman prasejarah yang sebelum peradaban mengenal tulisan atau naskah yang terdiri dari zamam megalitikum (batu besar, red), mezolitikum (batu menengah, red) dan neolitikum (batu baru, red),” ujar pria yang juga Kepala UPTD SD Kecamatan Japara ini kepada Radar, kemarin (18/2). Artinya, semua peralatan kehidupan manusia terbuat dari batu mulai dari peti kubur batu sampai cangkul, kapak dan lain-lain. Dan semua itu terdapat di Museum Cipari. Kemudian zaman sejarah, mulai dari zaman animisme/dinamisme, zaman Hindu ada arca nandi di Desa Sagarahiang, zaman Islam ada bukti keterlibatan pasukan berkuda Kuningan membantu Mataram Islam ketika menyerang Portugis di Batavia. Selanjutnya, zaman kolonial Belanda ada peran tokoh Eyang Hasan Maulani di Desa Lengkong, Garawangi, zaman Jepang ada bunker di SMPN 1 Kuningan. Serta zaman perang kemerdekaan ada monumen perlawanan rakyat di Subang, Pamulihan, Cipicung, Ciwaru dan Gedung Naskah Linggarjati, tempat Perundingan Indonesia-Belanda-Inggris. Sementara itu, lanjut Anwar, ada lima fungsi mempelajari sejarah yakni edukatif, mempelajari sejarah di sekolah maupun dalam buku sebagi bentuk warisan peradaban yang perlu dipelajari. Kemudian rekreatif, melihat dan mempelajari peninggalan sejarah dapat memberikan kepuasan, kenyamanan dan ketenangan batin. Ketiga, informatif. Dengan mempelajari sejarah secara objektif dapat menceritakan pada anak, cucu dan masyarakat secara umum. Untuk poin keempat, adalah inspiratif. Dengan mempelajari dan melihat peninggalan sejarah dapat memberi inspirasi untuk berbuat kebaikan dan kemaslahatan seperti yang dicontohkan para pahlawan/genarasi terdahulu. Dan terakhir pride. Dengan mempelajari sejarah dapat menggugah kebanggaan tersendiri sebagai komunitas yang ada di sebuah wilayah. “Mudahan-mudahan apa yang saya sampaikan bermanfaat dan juga menjadi pertimbangan. Sebab, Kuningan kaya dengan sejarah. Makanya harus dibuat buku yang secara komplet,” pungkasnya.(mus)

Tags :
Kategori :

Terkait