Tanggul Cimanuk Akhirnya Jebol

Kamis 20-02-2014,09:08 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

WIDASARI - Kekhawatiran warga Desa Bangkaloa Ilir Kecamatan Widasari akan jebolnya tanggul sungai Cimanuk di wilayahnya, kini menjadi kenyataan. Tanggul kritis di Blok Bangkrong Desa Bangkaloa itu jebol setelah tidak lagi bisa menahan derasnya arus sungai dan debit air yang terus meningkat. Pembangunan pemecah arus lebih dari 10 titik yang dilakukan beberapa waktu lalu, tidak mampu menahan derasnya arus sungai tersebut. Retakan tanggul sepanjang lebih dari 3 meter, membuat tanggul jebol dan air dari sungai Cimanuk meluber ke areal pesawahan dan mengancam pemukiman warga. Menghadapi kondisi tersebut, warga melakukan upaya penangan darurat dengan memasang ratusan karung berisi tanah sebagai penahan sementara. Upaya tanggap darurat itu dipimpin muspika setempat bersama pemerintah desa dibantu warga setempat. “Debit sungai Cimanuk pada pukul 08.00 telah mencapai 900 meter kubik per detik, dan air terus mengalami peningkatan. Kami telah melakukan upaya tanggap darurat untuk mengantisipasi terjadinya dampak buruk yang mungkin terjadi,” tutur Camat Widasari, H Dodi Tisna Abdulah SH MSi, Rabu (19/2). Ratusan karung yang dipasang warga dengan dibantu petugas kepolisian dan TNI, tidak mampu menahan derasnya air. Terlebih di beberapa titik tanggul lainnya juga terus terkikis. Menurut warga di sekitar lokasi, ambrolnya badan tanggul karena beberapa hari terakhir ini ketinggian air sungai lebih tinggi dari paku alam yang baru saja dibangun. Paku alam yang sedianya untuk mencegah terjadinya longsor, tidak mampu membendung arus sungai yang menggerus tanggul. Kondisi serupa, juga terjadi di tanggul Cimanuk yang terletak di Blok Cilengkong Desa pilangsari Kecamatan Jatibarang. Bahkan debit Cimanuk yang sempat mencapai 1.009,787 meter kubik per detik membuat warga diselimuti kecemasan. Di lokasi itu, warga melakukan upaya tanggap darurat yang serupa dengan memasang ratusan karung berisi tanah sebagai penahan air sungai yang meluber dan mengancam keselamatan warga. Jarak tanggul kritis dan pemukiman warga hanya sekitar 5 meter. Ketinggian air juga sudah mencapai 80 cm dari permukaan pemukiman. Kondisi ini bisa menjebol pertahanan tanggul darurat yang hanya dibuat menggunakan tumpukan karung berisi tanah. Tembok penahan yang berada di lokasi tersebut tidak lagi bisa diharapkan menjadi penahan. Konstruksi tembok penahan yang menelan biaya hingga miliaran rupiah itu, kini kondisinya memperihatinkan. Sejumlah rekahan pada tembok penahan terus bermunculan. Proyek miliaran rupiah itu disesalkan warga karena kualitasnya yang tidak sebanding. Warga berharap agar pemangku kepentingan segera melakukan tindakan nyata dan bukan sekedar wacana. “Kami mengimbau warga untuk tetap mewaspadai peningkatan debit sungai Cimanuk ini,” imbau Kuwu Desa Pilangsari, H Darno Atno Wijatno di lokasi tanggul darurat. (cip)

Tags :
Kategori :

Terkait