MAJALENGKA – Hujan deras yang mengguyur selama beberapa hari terakhir ini di Desa JerukLeueut Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka, mengakibatkan kembali terjadi pergerakan tanah. Imbasnya, rumah yang rusak kian bertambah dan meluas, tidak hanya di Blok Manis. Berdasarkan keterangan Kepala Desa Jerukleueut Ardi, kondisi terakhir bencana pergerakan tanah di Blok Manis ini telah merobohkan tembok dari rumah milik Ibu Isoh, Ibu Rum dan Ibu Suhati. Ketiga rumah tersebut sebelumnya diketahui mengalami retak-retak. Selain itu, dampak hujan deras yang kembali mengguyur wilayah tersebut beberapa hari terakhir ini, berdampak pada penambahan rumah yang rusak sebanyk 2 unit di Blok Manis, sehingga total rumah rusak di Blok Manis tersebut menjadi 47 unit. Pergerakan tanah juga meluas tidak hanya di Blok Manis, terjadi pula di Blok Sinapeul yang jaraknya cukup jauh dari Blok Manis. Di Blok Sinapeul ini sedikitnya ada 15 rumah yang mengalami retak-retak tembok berikut lantainya yang juga diduga akibat pergerakan tanah, seperti yang dialami warga Blok Manis. “Sebetulnya di Blok Sinapeul sih bencananya sudah terjadi setahun yang lalu. Tapi, waktu itu rusaknya kecil. Sekarang, entah karena ada kaitannya atau tidak dengan bencana di Blok Manis, jadi kerusakan di Blok Sinapeul pun menjadi cukup serius,” ungkap Ardi kepada Radar, Rabu (19/2). Sementara itu, terkait informasi bahwa penanganan bencana pergerakan tanah di Blok Manis Desa Jerukleueut diambil alih oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, dibantah keras oleh Kepala BPBD Kabupaten Majalengka Ir H Bayu Jaya. Menurutnya, sejak awal penanganan bencana tersebut dilakukan oleh Pemkab Majalengka melalui BPBD. Bahkan, sejak kejadian awal bencana ini, pihaknya langsung terjun ke lokasi, mendatangkan pihak geologi untuk mengkaji struktur tanahnya, serta secara berkala tetap mengontrol dan memonitor perkembangan dari bencana ini. Malahan, kata Bayu, untuk bencana yang skalanya besar seperti yang terjadi di Blok Cigintung Desa Cimuncang Kecamatan Malausma yang rumah rusaknya sampai ratusan, penanganannya juga dilakukan oleh BPBD Majalengka. “Kata siapa diambil alih provinsi. Tidak ada aturannya kalau bencana yang skalanya baru segitu diambil alih sama provinsi atau pusat. Apalagi sampai sekarang tidak ada rumah yang roboh, hanya rusak ringan hingga sedang saja kan,” kata Bayu, kemarin (19/2). Meski demikian, bukan berarti dia berharap bakal ada rumah yang roboh atau rusak bertambah parah. Justru sebaliknya, dia berharap agar pergerakan tanah ini segera berakhir dan warga bisa menempati kembali kediamannya seperti sedia kala. Di samping itu, dia juga menegaskan jika status bencana pergerakan tanah di Jerukleueut sejak awal juga telah diperjelas menjadi siaga darurat. Artinya, kapanpun warga membutuhkan bantuan akibat ada kejadian terbaru di wilayah tersebut, pihaknya selalu siaga untuk melakukan upaya lebih lanjut. “Saya sih berharap statusnya turun, bukan siaga darurat lagi dan pergerakan tanahnya berakhir. Jadi, kalau dirasa sudah aman kan masyarakat yang rumahnya retak bisa kembali pulang. Jangan sampai lah status bencananya naik, kan kasian ke masyarakatnya juga,” jelasnya. Dikatakan, beberapa waktu lalu juga pihaknya telah mendatangkan tim pengkaji dari Dinas Bina Marga dan Cipta Kaya (BMCK) Kabupaten Majalengka, untuk melakukan kajian terhadap infrastruktur konstruksi bangunan di wilayah tersebut. Yang hasilnya, mungkin bisa menjadi dasar untk menentukan tingkat kerusakan dan kerugian, supaya pemkab bisa mengupayakan membantu proses perbaikan rumah warga tersebut.(azs)
Rumah Rusak Meluas ke Blok Lain
Kamis 20-02-2014,09:20 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :