CIREBON- Meski beberapa kelompok geng motor di Cirebon sudah menyatakan membubarkan diri, bukan berarti sudah aman 100 persen. Mereka yang biasa berkonvoi dan membuat onar di jalan raya ini masih perlu diwaspadai karena bukan tak mungkin bangkit lagi. Polisi pun harus tetap memantau kelompok ini.
Kewaspadaan itu terungkap saat rapat koordinasi (rakor), Jumat (21/1), terkait program membangun kemitraan dan program kegiatan Sat Binmas Polres Cirebon Kota (Ciko) tahun 2011 bidang pembinaan dan potensi masyarakat. Rakor diadakan di Aula Mapolres Ciko. Hadir antra lain Kapolres Ciko AKBP Drs Herukoco MSi, Walikota Cirebon Subardi SPd, Dandim 0614 Cirebon Letkol (Arh) Eddy Widiyanto SIP, Kabag Ops Polres Ciko Kompol Alfred Ramses Sianipar SIK, Kasat Lantas AKP Kurnia, Kasat Intelkam AKP Singgih SH, Kasat Reskrim AKP Agah Sonjaya, Kabid Dikmen Disdik Kota Drs Anwar Sanusi MPd, Kadis Perhubungan Komunikasi dan Informatika Drs H Yusa NK, serta mantan anggota DPRD Ir H Wawan Wanija. Hadir juga eks geng motor seperti GBR, Moonraker, hingga klub motor yang jumlahnya mencapai 51 klub dan 5 klub mobil.
Herukoco menjelaskan, rakor diselenggarakan berdasarkan rujukan dari surat Kapolda Jabar Nomor: B/8589/VII/2010 tertanggal 1 Juli 2010. Rakor ini, kata Heru, sebagai upaya penanganan eks anggota geng motor pascadeklarasi pembubaran beberapa waktu lalu. Rakor ini juga membahas kemungkinan mencari tempat bagi klub motor yang menyukai sport. “Sehingga kebiasan mereka balap-balapan di jalan, bisa tersalurkan melalui jalur yang tepat,” kata Kapolres Herukoco.
Upaya preventif, tambah Herukoco, dengan melibatkan eks anggota geng motor dalam kegiatan bakti sosial. “Program jangka pendek kami adalah membangun moral bersama supaya mereka tak terjebak kepada pergaulan yang negatif. Jangka panjangnya, mencarikan mereka sirkuit yang tepat serta membangun citra mereka yang sebelumnya terpuruk agar jadi lebih baik lagi,” bebernya.
Mantan Kapolres Sukabumi sempat menjelaskan ciri-ciri geng motor. Menurutnya, mereka rata-rata berusia antara 15-20 tahun atau usia SMP hingga SMA. Meski ada juga yang usianya di atas 20 tahun. Selain itu, penampilan mereka sangar, kendaraan yang dipergunakan ada yang ilegal, sering membuat kekacauan bahkan ada yang membawa senjata tajam. Parahnya lagi, mereka rawan disusupi aliran sesat. “Ini (aliran sesat) yang perlu diwaspadai. Apalagi usia anggota geng motor termasuk masih muda dan rawan dengan penyusupan aliran sesat. Para orang tua harus mengawasi anaknya agar tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang melanggar hukum,” pesan Herukoco.
Sementara Walikota Subardi menyambut baik rakor dengan mengundang klub motor serta eks geng motor. Rakor ini, kata Subardi, hendaknya dijadikan acuan bersama-sama menciptakan Kota Cirebon yang aman dan kondusif. Dia
juga sempat menyinggung perlunya penyedian lokasi sirkuit untuk menyalurkan bakat-bakat dari anggota klub motor dan eks anggota geng motor sehingga potensi mereka dapat terasah secara optimal.
Sedangkan Dandim 0614 Cirebon Letkol (Arh) Eddy Widiyanto SIP juga berharap ada ruang publik bagi motoris yang memiliki bakat sebagai pembalap. “Sehingga potensi mereka dapat diarahkan kepada yang positif,” ujar Eddy. (abd)