Pensiun dengan Nama Baik

Senin 24-02-2014,09:34 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

LONDON – Idiom untuk to quit while you’re ahead, tampaknya berlaku bagi sejumlah pemain besar. Mereka memutuskan pensiun dari tim nasional (timnas) masing-masing seusai Piala Dunia 2014 nanti meski performa di level klub masih prima. Alasan utama mereka adalah regenerasi. Andrea Pirlo, misalnya. Maestro lini tengah Gli Azzurri -julukan Timnas Italia- sudah menegaskan bahwa Piala Dunia Brasil 2014 adalah pengabdian terakhirnya bersama juara dunia empat kali tersebut. Pemain Juventus berusia 34 tahun itu menyatakan ingin memberi ruang bagi generasi di bawahnya. \"Kita harus meninggalkan ruang lapang bagi pemain-pemain muda untuk tampil,\" kata Pirlo dalam otobiografinya. Padahal, Pirlo masih berada di puncak penampilan bersama Juventus. Musim ini dia tampil dalam 18 laga Serie A dan menciptakan total 41 peluang untuk tim atau rata-rata 2,27 peluang perlaga. Perannya sebagai gelandang pivot masih ditunjang akurasi umpan yang tinggi hingga 89 persen. Musim ini dia juga mencatat tiga gol dan tiga assist. Bukti kontribusinya, Juventus dominan sebagai capolista Serie A. Di timnas, Pirlo sudah bermain sepanjang 97 laga sejak debutnya pada 2002 meladeni Azerbaijan. Prestasi terbesarnya bersama Azzurri sudah pasti adalah menjuarai Piala Dunia 2006. Dia juga membawa timnas menembus final Euro 2012 sebelum keok 0-4 dari Spanyol. Setelah lengser dari timnas, Pirlo akan lebih memaksimalkan performanya untuk Juventus. Dia masih memiliki passion dan gairah prestasi yang sama di klub Turin tersebut. \"Di level klub saya akan terus bermain selama saya masih memiliki hasrat, gairah, dan perasaan bahwa saya sangat dibutuhkan tim. Jika itu semua hilang, saya akan mundur,\" ungkap pemain berewok tersebut. Selain Pirlo, pemain lain yang akan mengakhiri karirnya di timnas setelah Piala Dunia adalah gelandang Inggris Steven Gerrard. Memang, kepastian mundur itu belum dia tegaskan. Tapi, Brendan Rodgers, pelatihnya di Liverpool, sudah memberi pertanda. \"Steven akan menganggap tahun ini sebagai tahun terakhirnya di timnas. Dan, setelah Piala Dunia, semua tugasnya sudah selesai. Dengan begitu dia akan punya banyak waktu istirahat,\" tutur Rodgers. Tentu saja keputusan itu bakal sangat berat bagi Inggris. The Three Lions selama ini kekurangan pemain di posisi Gerard. Yakni, gelandang jangkar yang mampu bermain jauh ke dalam. Hampir semua stok pemain di posisi Gerard sudah menua. Mulai dari Frank Lampard (Chelsea), Michael Carrick (Manchester United), hingga Gareth Barry (Everton). Karena itu, mundurnya Gerard benar-benar memukul pelatih Timnas Inggris Roy Hodgson. Dia bahkan menyebut keinginan pemain 33 tahun itu tidak memiliki alasan kuat. \"Saya tidak tahu apa yang membuatnya tidak bisa bermain setelah Piala Dunia,\" ujarnya. \"Dia akan berusia 34 tahun pada Mei nanti. Jadi dia akan berusia 36 tahun saat Euro 2016 berlangsung. Semuanya bergantung pada bagaimana perasaan dia. Padahal, selama ini tidak ada penurunan dalam permainannya,\" lanjut Hodgson. Pemain lain yang mundur di tengah performa yang menanjak adalah gelandang Pantai Gading Yaya Toure. Di tengah performa gemilangnya sebagai mesin permainan Manchester City, Toure perlahan-lahan meninggalkan timnas. Dia absen pada Piala Afrika 2012 dan 2013. Kemungkinan dia juga akan kembali absen pada Piala Afrika 2015 yang digelar Januari mendatang. \"Saya ingin meninggalkan (timnas) dengan nama baik dalam momen yang bagus. Pemain di generasi saya dianggap spesial, maka kami ingin memberi sesuatu yang baik untuk diingat,\" paparnya. \"Saya akan melihat bagaimana di Piala Dunia. Ini memang keputusan yang sangat sulit tapi saya ingin melakukannya di momen yang tepat,\" imbuh pemain yang mengantarkan City meraih jawara Premier League (2011-2012) dan Piala FA (2010-2011) tersebut. (aga/ttg)

Tags :
Kategori :

Terkait