Daerah ini maju dan terkenal. Kemudian terus berkembang, terutama ke bagian selatan yang sekarang masuk wilayah Ciawi di Kuningan. Kemudian daerah yang berada di timur Kuningan itu diberi nama Ciawigebang.
Gebang pun terus maju. Pangeran Sutajaya kemudian membangun keraton di tempat itu. Bahkan keraton itu keberadaannya bisa menandingi Keraton Kesultanan Cirebon.
Keraton itu diberi nama Gebang Larang. Hanya saja keraton itu dirobohkan kembali setelah Sultan Cirebon mengunjugi Gebang. Orang nomor satu di Cirebon itu ke Gebang atas laporan Pangeran Kesuma, putra Pangeran Losari.
Peristiwa itu terjadi sekitar pada abad ke-16. Sejak itu pula ada larangan tidak boleh membangun keraton, selain Keraton Kesultanan Cirebon. Karenanya yang ada di Gebang hanya ada kefamilian, bukan kasultanan.
BACA JUGA:Sikapi Insiden Septic Tank, Pj Wali Kota Cirebon: CSB Mall Harus Buat Laporan Tertulis
Di tahun 1989, banyak ditemukan barang peninggalan keraton Gebang. Salah satunya berupa blangkon mas. Juga ada ribuan keping perak dan kuarsa. Benda-benda bersejarah itu kini berada di mesium daerah.
Versi kedua tentang sejarah Gebang menyebutkan, jika Pangeran Sutajaya bukan ditugaskan untuk membabat Alas Roban. Dia justru ditugaskan untuk menghalau pasukan dari Alas Roban yang akan menyerang Keraton Cirebon.
Sutajaya pun taat dan berusaha sekuat tenaga menghalau pasukan dari Alas Roban. Pangeran Sutajaya didampingi kelima panglimanya, yakni Setan Kober, Mang Mandor, Mang Lorod, Mang Ramang, dan Kuncung Cilik Kuda Puana atau Mas Kumambang.
Tentang kisah Mang Lorod yang tidak takut dengan Pangeran Sutajaya, sangat tidak masuk akal. Karena Mang Lorod justru takut kepada Pangeran Sutajaya. Sebab, orang tua Mang Lorod, yakni Setan Kober pun takluk dengan Pangeran Sutajaya.
BACA JUGA:Korban Kecelakaan Maut Bus Rosalia Indah Dapat Santunan dari Jasa Raharja, Segini Nominalnya
Sebenarnya Pangeran Sutajaya itu hanya ada satu. Hanya saja dia memiliki banyak nama julukan. Di antaranya Pangeran Sutajaya Gebang Pinatar, Pangeran Sutajaya Dalam Kebon, dan Pangeran Sutajaya Luruagung.
Dia juga dijuluki sebagai Pangeran Sutajaya, Pangeran Sutajaya Pekandangan, dan Pangeran Sutajaya Kemit. Hanya saja masih banyak versi tentang sejarah Gebang. Termasuk julukan dan peran Pangeran Sutajaya. (*)