
Selesai Ki Gede Padara mengucapkan dua kalimat syahadat pertana sudah masuk Islam, ilmu dan kesaktiannya pun luntur.
Konon, kejadian itu diikuti dengan lenyapnya jasad Ki Gede Padara. Masyarakat setempat kemudian momen itu dengan menyebutnya Gugur.
Lama-lama kolam bekas air wudhu Sunan Gunung Jati di Dusun Padara dikenal dengan nama Balong Cigugur.
Hingga kini, wilayah yang sebelumnya disebut Dusun Padara lebih dikenal dengan nama Cigugur.
Keberadaan Balong Cigugur diyakini oleh masyarakat sebagai tempat yang membawa berkah.
"Banyak masyarakat yang menganggap Balong Cigugur ini keramat dan berkhasiat. Tak jarang warga yang datang ke sini untuk tujuan pengobatan penyakit lahir maupun batin," tutur Adam, General Manager SBU Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU) Kuningan yang juga mengelola Balong Cigugur. (*)