CIREBON, RADARCIREBON.COM - Pengungkapan kasus Vina Cirebon terus meninggalkan teka-teki. Bukannya terang, malah tambah panjang.
Pengungkapan kasus yang tengah ditangani oleh Penyidik Polda Jabar ini, diperkeruh dengan akun-akun media sosial yang menampilkan berita yang bersifat bohong atau hoax.
Tindakan yang dilakukan akun-akun tersebut, menjadi opini baru di masyarakat sehingga menimbulkan kegaduhan.
Kasus pembunuhan Vina dan Eky yang terjadi tahun 2016 silam yang kini kembali ramai diperbincangkan, bak bola salju.
BACA JUGA:Terbaru, Kakak Vina Cirebon Mengaku Didatangi Propam Polri, Hal Ini yang Ditanyakan
Bukannya menambah terang, justru kasus ini menambah panjang dan menimbulkan teka teki publik yang semakin hari terus menimbulkan banyak spekulasi.
Pasalnya, konten yang bermunculan saat ini, cenderung mengarah kepada berita bohong atau Hoax yang menjadi santapan publik.
Ketua Ikatan Wartawan Kota Udang (Wardang), Muslimin, menyayangkan banyaknya konten bermuatan Hoax.
Hal ini tentu bisa membahayakan bagi kondusifitas Kota Cirebon karena bisa memancing masyarakat untuk berbuat suatu hal yang bisa dianggap melanggar hukum.
BACA JUGA:Hotman Singgung Ada Pengacara Cari Panggung di Kasus Vina Cirebon, Siapa?
"Salah satu contoh pada tanggal 1 Juni kemarin, banyak konten yang memuat soal peristiwa demonstrasi besar-besaran yang terjadi di Kota Cirebon. Padahal, potongan gambar penjagaan polisi atau aksi demo itu berasal dari demo pada beberapa tahun yang lalu," ujarnya kepada radarcirebon.com, Rabu 5 Juni 2024.
Dikatakan Muslimin, netizen saat ini sudah merasa paling benar dan hebat dengan melakukan cocokologi yang justru berujung fitnah.
"Asal Share asal posting ini kan berbahaya, bahkan netizen kita mengambil gambar atau video dari akun yang tidak bisa dipercaya atau akun abal-abal. Ini kan jelas berbahaya, jika aksi cocokologi ini kemudian bisa menimbulkan fitnah," katanya.
Dirinya berharap, pihak kepolisian bisa cepat mengusut tuntas kasus ini untuk mengembalikan kepercayaan dari publik mengenai penegakan hukum di Indonesia.