Pasar Batik Trusmi Telantar, Sepi dan Seperti Mati Suri, RDC: Hanya Menggugurkan Kewajiban?

Rabu 03-07-2024,09:30 WIB
Reporter : Samsul Huda
Editor : Tatang Rusmanta

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II, H Mohamad Ridwan MPdI menguraikan, terdapat tiga poin utama dari hasil audiensi tersebut. 

BACA JUGA:Akibat Bakaran Sampah, Pabrik Milik Goodfood Indonesia di Cirebon Terbakar

BACA JUGA:Berlaga di Open Karate Sirkuit II Jabar 2024, Segini Perolehan Medali Kontingen Kabupaten Cirebon

Pertama, kesepakatan bersama untuk meningkatkan daya saing Pasar Batik Trusmi. Kedua, pentingnya komunikasi untuk memunculkan ide dan inovasi. 

“Bagi RDC, ketika mempunyai gagasan untuk menggelar event, tinggal dikomunikasikan saja. Kami sepakat,” terangnya. 

Ketiga, lanjut Ridwan, pentingnya inovasi. “Jangan pernah lelah untuk berinovasi. Yakinlah suatu saat pasti berhasil, seperti halnya di Malioboro Yogyakarta,” katanya.

Di tempat yang sama, Kabid Ekonomi dan Sumber Daya Alam (Eksoda) Bapelitbangda, Dini Dinarsih, memastikan pihaknya akan menyampaikan hasil audiensi kepada pimpinan.

“Untuk meramaikan Pasar Sentra Batik Trusmi, butuh sinergitas dengan semua pihak agar pasar kembali menjadi ikon Cirebon dan menghidupkan kembali ekonomi lokal pasca pandemi,” jelasnya. 

Ia menambahkan bahwa komunikasi intensif telah dilakukan dengan Disperdagin untuk mengembalikan keramaian pasar. 

“Kami sering mengadakan kajian dan rapat koordinasi untuk mendorong SKPD terkait memperbaiki akses jalan dan memasang lampu tematik,” katanya.

Dini mengungkapkan bahwa meskipun anggaran besar sudah dianggarkan, pandemi Covid-19 telah menyebabkan pengurangan anggaran. 

“Usaha kami dari pemda sudah maksimal untuk menghidupkan kembali pasar ini agar optimal keramaiannya. Namun, kami juga diminta untuk meredesain dan mengatur manajemennya,” pungkasnya. (*)

Kategori :