Pasar Batik Trusmi Telantar, Sepi dan Seperti Mati Suri, RDC: Hanya Menggugurkan Kewajiban?
CIREBON, RADARCIREBON.COM – Pasar Batik Trusmi yang dibangun Pemerintah Kabupaten Cirebon dibiarkan telantar.
Pasar ini semakin tidak terawat, sepi hingga para pedagang pun merugi dan memilih pergi.
Pasar Batik Trusmi yang telantar dan sepi ini mengundang keperihatinan banyak pihak. Sebab, pembangunannya menelan anggaran hingga miliaran rupiah.
Baru-baru ini kondisi Pasar Batik Trusmi di Kabupaten Cirebon jadi pembahasan menarik di ruang diskusi.
BACA JUGA:BPS: Kunjungan Wisman ke Jabar Meningkat, Ciayumajakuning Mulai Menggeliat
BACA JUGA:SiPEPEK, Aplikasi Layanan Program Penaggulangan Kemiskinan di Kabupaten Cirebon
Seperti yang dilakukanbaru-baru ini oleh Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon saat audiensi dengan Ruang Diskusi Cirebon (RDC) dan sejumlah dinas terkait.
Di antaranya dari Bapelitbangda, Disperdagin, Dinas Pariwisata, Diskominfo, Dishub, dan Disdik.
Ani, perwakilan dari RDC, menuding pemerintah tidak memiliki perencanaan yangm atang. Menurut dia pemerintah juga tidak melakukan analisa dampak pembangunan pasar.
Faktanya, di lokasi Pasar Batik Trusmi itu tidak ada geliat ekonomi yang menggairahkan.
“Masyarakat menyayangkan anggaran besar yang digelontorkan untuk pembangunan pasar, namun akhirnya terbengkalai dan sepi. Apakah hanya sekadar menggugurkan kewajiban?” tanya Ani.
Ani menekankan, seharusnya bangunan pasar yang menghabiskan anggaran pemerintah hingga miliaran rupiah bisa dirawat dan dioptimalkan.
“Pasar ini seharusnya bisa menghasilkan pendapatan bagi daerah dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun kenyataannya sepi, seperti mati suri. Para pedagang banyak yang mengeluh karena merugi,” katanya.