Penjelasan Sejarawan Mengenai 1 Muharram yang Diperingati sebagai Hari Jadi Kota Cirebon

Sabtu 06-07-2024,14:00 WIB
Reporter : Khoirul Anwarudin
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Kota Cirebon akan memperingati Hari Jadi yang ke 597 pada 1 muharram 1446 H atau 7 Juni 2024 mendatang. Ini artinya, Kota Cirebon semakin muda 58 tahun dibanding tahun sebelumnya. Pasalnya, pada tahun lalu, Kota Cirebon memperingati Hari Jadi yang ke 654 Tahun.

Ya, semakin mudanya Kota Cirebon tak lepas dari disahkannya Peraturan Daerah tentang Hari Jadi Kota Cirebon pada awal tahun ini. Hari Jadi Cirebon pun sudah dilakukan koreksi atas terjadinya anakronisme atau ketidakcocokan sejarah.

Pasalnya, sebelumnya, peringatan Hari Jadi Cirebon ditetapkan pada tanggal 1 Muharam 791 Hijriah, yang mengacu pada Perda Kotamadya Daerah Tingkat II Cirebon Nomor 24/1996.

Terkait penetapan hari jadi sebuah kota, Akademisi Universitas Indonesia, Prof Dr Agus Aris Munandar MHum mengatakan bahwa setidaknya ada dua hal yang menjadi dasar penetapan hari jadi suatu daerah. Yakni landasan keilmuan dan juga landasan kesepakatan.

BACA JUGA:Cerita Klaster Bunga Bratang Binaan BRI di Kota Surabaya, Kini Punya Tempat Usaha Nyaman Buat Bisnis

Landasan keilmuan didasarkan pada data data dan fakta sejarah yang ada. Misalnya dari prasasti, babad hingga catatan catatan para penjelajah saat itu. Namun sayangnya, data data ini sangat terbatas. Terlebih jika peristiwa itu mempunyai rentang waktu yang sangat lama.

Dalam kasus Hari Jadi Cirebon misalnya, tidak banyak data yang menunjukan kapan waktu persisnya peristiwa babad alas oleh Mbah Kuwu berlangsung. Namun dengan mengkomparasikan data data yang ada, bisa digambarkan sekitar peristiwa tersebut terjadi.

“Makannya dengan data data yang ada kita bersyukur, masih ada data yang sampai kepada kit: walaupun terbatas. Maka dengan data data ini, kita bisa simpulkan kalau awal berdirinya Cirebon adalah tahun 1445 M,” ungkapnya.

Sementara itu, terkait dengan tanggal 1 Muharram atau 1 Syuro, Agus menyebut bahwa tanggal tersebut bisa jadi didasarkan pada kesepakatan. Sebab, sangat sulit untuk membuktikan kalau peristiwa tersebut benar benar terjadi pada tanggal 1 Muharram. Terlebih, dari data data yang ada, tidak menjelaskan secara jelas kronologi waktu peristiwanya.

BACA JUGA:CV Perwira Kreasindo Ajak Taman Pohon

“Tetapi saya pikir tidak masalah. Karena kalau dalam sejarah itu, ada sejarah keras dan sejarah lunak. Sejarah kerasnya adalah peristiwa babad alas oleh Mbah Kuwu terjadi pada tahun 1445 M dan sejarah lunaknya terjadi pada tanggal 1 Muharram atau 1 Syura. Inilah yang disebut landasan kesepakatan,” ucapnya.

Selama momen peringatan hari jadi ini dapat membangkitkan semangat memiliki dan membangun daerah serta memperkuat kecintaan dan keterikatan batin masyarakat dan membangkitkan kebanggan terhadap Cirebon, menurutnya itu tidak jadi masalah.

“Terlebih tanggal yang dipilih adalah 1 Muharram atau 1 Syura. Harinya hari Ahad Kliwon, itu sangat luar biasa, hari yang dipandang sebagai hari terbaik. Karena bisa menjadi simbol kebesaran, bertepatan dengan hari pertama dalam kalender islam," bebernya.

Sementara itu, Sejarawan Cirebon, Farihin mengatakan bahwa, penetapan 1 Muharam sebagai tanggal hari jadi Cirebon bukan sekedar ijtihad atau kesepakatan dari sejumlah sejarawan dan budayawan semata. Sebab, pembacaan Babad Cirebon di Keraton Kanoman yang digelar setiap tahun, selalu dibacakan pada malam tanggal 1 Muharam atau 1 Syura. Selain itu bagi masyarakat Cirebon, 1 Muharram atau 1 Syura sendiri merupakan hari yang disakralkan.

BACA JUGA:Asah Kreativitas Siswa, Mahasiswa IPB Cirebon Beri Pelatihan Tari Tradisional

“Setiap tanggal 1 Muharram, Keraton Kanoman sudah menggelar pembacaan Babad Cirebon dari tahun ke tahun sebagai peringatan hari jadi Cirebon, yang kemudian digunakan oleh Pemerintah Kota Cirebon sebagai tanggal hari jadinya, " Jelas Farihin.

Kategori :