KARAWANG, RADARCIREBON.COM - Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024 mendatang, berpotensi terjadi penyebaran hoax atau informasi bohong.
Oleh karena itu, jauh-jauh hari, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat mendorong dinas terkait di kabupaten dan kota untuk mengantisipasinya.
Hal ini disampaikan Jabar Saber Hoaks (JSH) Diskominfo Jabar dalam rangkaian IKP Fest 2024 di Kabupaten Karawang, Jumat 19 Juli 2024.
BACA JUGA:Ulama se-Ciayumajakuning Plus Bekasi Nyatakan Dukungan, Ono Surono: Insya Allah Saya Komitmen
BACA JUGA:Laga Pembuka Piala Presiden 2024 Dimenangkan Persib Bandung
BACA JUGA:Komentar Bobotoh untuk Pemain Baru Persib Bandung: Mirip Modric Mainnya
IKP Fest merupakan program rutin yang dilakukan Bidang Informasi Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Jabar.
IKP Fest 2024 merupakan gelaran ke-3 kalinya untuk menyamakan persepsi bidang IKP seluruh kabupaten kota dalam pengelolaan infomasi dan komunikasi publik.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar Ika Mardiah mendorong unit saber hoaks daerah di 27 kabupaten kota yang hadir sebagai peserta IKP Fest untuk medeteksi dini potensi hoaks itu jauh hari, bukan hanya pada saat gelaran Pilkada.
BACA JUGA:Helikopter Jatuh di Bali, Dipicu Baling-Baling Terlilit Benang Layangan
BACA JUGA:Samsung Luncurkan Galaxy Z Flip6 Eksklusif Edisi Olimpiade Paris 2024
BACA JUGA:Insentif RT dan RW di Majalengka Dibandingkan dengan Tunjangan ASN
"Deteksi dini potensi hoax itu sebaiknya dilakukan segera untuk mencegah tersebar luas," kata Ika Mardiah.
Ketua JSH Jabar Alfianto Yustinova juga meminta saber hoax di daerah agar terus-menerus menyosialisasikan langkah cegah hoaks kepada masyarakat.
"Sosialisasi langkah cegah hoax juga harus terus dilakukan agar masyarakat lebih aware dan tidak mudah termakan hoax," tegas Alfian.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Program Studi Ilmu Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Mudiyati Rahmatunnisa, yang hadir sebagai pembicara utama dalam bincang "Penguatan Unit Saber Hoaks Daerah Jelang Pilkada Serentak 2024", mengatakan, bahwa potensi hoax setiap pemilu atau pilkada selalu besar, terlebih di Indonesia, termasuk Jabar dengan pengguna media sosial terbanyak.
BACA JUGA:Akhirnya Polda Jabar Menghentikan Penyidikan Kasus Pegi Setiawan
BACA JUGA:Hadiah Besar Bukan Tujuan Persib Bandung, Bojan Hodak - Piala Presiden 2024
"Sampai Januari 2024, pengguna internet di Indonesia sebanyak 185,8 juta, termasuk didalamnya pengguna media sosial yang jumlahnya cukup banyak. Indikator ini menjadi peluang besar unuk penyebaran hoax," kata Mudiyati.
Hendaknya masyarakat terus diingatkan tentang ciri-ciri utama dari berita atau informasi hoax agar bisa cegah dini dan informasi bohong itu tidak tersebar.
"Beberapa ciri utama hoax adalah judul berita yang bombastis, selalu minta disebarkan, isi, dan judul tidak bersesuaian, kemudian selalu mencantumkan nama pesohor atau lembaga terpercaya," paparnya.
BACA JUGA:Cordela Hotel Cirebon Hadirkan Menu Khas Bali
BACA JUGA:3 Hari Promo Bombastis di Informa Electronics Living Plaza Cirebon
Mudiyati juga menjelaskan tentang bahaya hoax terhadap Pilkada, di antaranya bisa mendelegitimasi hasil Pilkada dan mengacaukan informasi pilkada.
"Apalagi pada Pilkada 2024 berita hoax akan lebih bahaya karena menggunakan media video editan yang mudah sekali langsung dipercaya masyarakat," pungkas Mudiyati. (*)