Bank Mandiri Taspen Serahkan CSR Kepada UMKM Pensiunan

Rabu 28-08-2024,16:00 WIB
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Bank Mandiri Taspen berkomitmen untuk terus menyejahterakan UMKM Pensiunan, dengan berbagai program pembinaan dan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR).

Tiada kata pensiun untuk berkarya, tagline Bank Mandiri Taspen ini selaras dengan UMKM Pensiunan, yang tetap aktif, sehat, dan sejahtera.

Bank Mandiri Taspen menyerahkan bantuan CSR kepada nasabahnya yang bernama Ibu Sainah, warga Desa/Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon, Senin (26/8).

Ibu Sainah, memiliki usaha budidaya ikan nila.

BACA JUGA:Kasus Vina Cirebon: Momen Haru 6 Terpidana Bertemu Titin di Lapas Cirebon Hari Ini

CSR tersebut, digunakan untuk pengembangan usahanya. Berikut wawancara Radar Cirebon dengan Ibu Sainah :

-    Boleh sebutkan nama Ibu? Nama saya Sainah, usia 65 tahun. Saya pensiunan KPP Pratama Cirebon II.

2

-    Apa yang membuat Ibu memilih usaha budidaya nila? Saya tertarik berwirausaha budidaya ikan nila, karena cocok untuk pensiunan seperti saya. Tidak perlu repot menguras kolam, karena ada probiotik yang telah disiapkan Bank Mandiri Taspen, yang berfungsi mengurai kotoran dari ikan.

-    Sejak kapan Ibu usaha budidaya ikan nila? Saya berwirausaha budidaya ikan sejak tahun 2018. Awalnya budidaya ikan lele, kemudian beralih ke ikan nila sampai sekarang.

BACA JUGA:Kasus Vina Cirebon: Jelang PK Titin Temui 6 Terpidana di Lapas Cirebon, Bahas Ini

-    Jenis apa saja dalam usaha budidaya ikan yang pernah Ibu jalani? Jenis ikan yang dipilih, ikan lele mutiara dan ikan nila arwana.

-    Ada berapa pekerja yang ikut membantu? Saya dibantu dua orang, satu tetangga, satu keluarga saya.

-    Berapa omzet usaha Ibu perbulan? Omzet perkolam, rata-rata antara Rp1 juta sampai Rp1,5 juta. Total omzet perbulan kurang lebih Rp9 juta. Dengan bantuan CSR Bank Mandiri Taspen, kolam bertambah dan semoga omzet saya bertambah.

-    Boleh ceritakan jatuh bangun usaha budidaya ikan ini? Jatuh bangun usaha yang saya jalani, bermula dari habisnya modal untuk membeli pakan ikan, perbaikan kolam yang bocor, sering ada benih ikan yang mati, dan jarak tempuh mentor ke lokasi saya yang lumayan jauh. Sehingga, beberapa kali hasil panen saya jual secara mandiri.

BACA JUGA:Dukung Pengembangan Ekonomi Desa, Program Desa BRILiaN 2024 Terus Berlanjut

Kategori :