DALAM beberapa tahun terakhir ini perkembangan sejumlah kota kecamatan di Kabupaten Kuningan mengalami kemajuan sangat pesat. Masuknya investor terutama dalam bidang retail membuat perekonomian masyarakat juga terangkat. Begitu juga dengan sektor lapangan kerja, puluhan bahkan hingga ratusan tenaga kerja terserap di sektor perdagangan dan sektor jasa lainnya. Dampak lainnya, kemacetan mulai terasa di ibukota kecamatan yang sektor bisnisnya meningkat pesat. Padahal lima tahun lalu jumlah kendaraan di ibukota kecamatan tak sebanyak sekarang. Menjamurnya retail modern dan jasa perbankan membuat gerak ekonomi rakyat berdenyut. Ditambah lagi kemudahan akses di segala lini semakin membuat perputaran uang sangat besar. Kini, masyarakat yang membutuhkan aneka jenis kendaraan roda dua tak perlu lagi datang ke pusat kota Kuningan. Banyak lising maupun diler yang membuka cabang hingga kota kecamatan. Ini jelas mempermudah masyarakat memperoleh barang yang dibutuhkan. Bukan hanya motor, masyarakat juga diiming-imingi pinjaman dana tunai dari perbankan dengan proses cepat dan mudah, kendati resiko yang ditanggung nasabah yang menunggak pembayaran, tidak ringan. Geliat ekonomi yang pesat itu dirasakan masyarakat di Kecamatan Luragung. Wilayah di timur Kuningan itu terus menata diri menjadi kota satelit. Sebagai kota yang menjadi gerbang Kabupaten Kuningan dari arah timur, Luragung menjadi incaran para pebisnis dari berbagai wilayah. Sifat konsumerisme masyarakat memicu berdirinya gerai-gerai modern mengalahkan pasar tradisional di wilayah tersebut. Para pemilik modal pun seolah berlomba-lomba menanamkan investasinya di sektor perdagangan. Dalam sehari, perputaran uang dari sektor perdagangan di Luragung mencapai puluhan miliar rupiah. Kendati belum ada data pasti namun melihat maraknya toko, gerai, depo material, dan minimarket di wilayah itu, angka puluhan miliar sangat wajar. Apalagi Luragung disokong desa-desa di sekitarnya. Bahkan tidak sedikit masyarakat di Kecamatan Ciwaru, Cimahi, Cibeureum, dan Cibingbin menjalankan bisnisnya di Luragung. Tokoh masyarakat Luragung, Ading Sugandi mengakui pesatnya kemajuan ekonomi Luragung. Mantan wakil rakyat itu melihat, keberadaan toko-toko, ruko, gerai dan minimarket menjadi pemicu peningkatan ekonomi di Luragung. “Luragung itu sekarang jauh lebih modern. Banyak berdiri swalayan dan minimarket. Lihat saja sepanjang jalan dari pertigaan Luragung sampai Cirahayu, banyak bangunan toko baru yang berdiri. Mereka berusaha meraup rejeki dari sektor bisnis,” papar Ading kepada Radar, kemarin. Sebagai kota yang terus berkembang, sambung dia, pembangunan di Luragung harus diawasi secara ketat oleh pemerintah. Ini untuk mencegah kesan kumuh jika pembangunan tanpa perencanaan. Misalnya pembangunan toko di sepanjang ruas jalan protokol diawasi supaya tidak menyalahi aturan. “Minimal toko-toko tersebut menyediakan lahan parkir. Ini untuk memudahkan konsumen saat belanja, dan juga mencegah terjadinya kemacetan. Jika mereka tidak memiliki lahan parkir, dipastikan pengunjung toko akan memakai badan jalan sebagai area parkir. Dan itu bisa menyebabkan kemacetan,” tuturnya. Pemerhati sosial, Abdul Muhyi MA tak menampik kehadiran retail modern lengkap dengan fasilitas kenyamanan yang ditawarkan, membuat pedagang yang menempati pasar tradisional kalah bersaing. Akibatnya, para pedagang tradisional itu mengalami penurunan pendapatan. “Secara kasatmata memang Luragung maju dari segi perdagangan. Semua itu tidak terlepas dari kehadiran pemilik modal besar. Tapi harus juga dipikirkan nasib para pedagang kecil yang menghuni pasar tradisional. Jika tak ada pembatasan keberadaan retail modern, pasar tradisional kemungkinan hanya akan tinggal nama saja, karena kalah bersaing,” katanya. Meski maju secara ekonomi, sambung dia, bukan berarti Luragung dan wilayah sekitarnya bisa memekarkan diri menjadi daerah tersendiri atau lepas dari induknya. Sebab, modal ekonomi dari perdagangan saja tidak menjamin kelangsungan pemerintahan. “Kalau pemekaran wilayah, itu sih sangat jauh. Belum saatnya dan tidak mungkin Luragung memekarkan diri dari daerah induknya. Mau mendapat pemasukan darimana nantinya? Kan di Luragung dan Kabupaten Kuningan umumnya tidak ada industri besar. Jadi, itu hal yang mustahil,” tandas dia. (ags)
Luragung Jadi Incaran Pebisnis
Minggu 09-03-2014,15:21 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :