MUTASI yang tak kunjung dilakukan pasangan Ano-Azis menuai kritik dari anggota DPRD Fraksi Demokrat, Djoko Poerwanto. Djoko menilai, pelantikan sekda dan mutasi lainnya sangat lamban. “Bagaimana bisa jabatan sekda dijabat Plt hingga 9 bulan. Padahal kalau cermat, sekda bisa definitif sejaka lama. Padahal Plt sekda sangat jelas kewenangannya terbatas. Mutasi sekarang sudah sangat terlambat,” kritiknya. Djoko bahkan pesimistis Ano–Azis bisa memunculkan kabinet yang ideal. Djoko menilai mutasi lebih kental nuansa politisnya, bahkan didominasi kroni-koni eksekutif, terutama unsur balas budi pilwalkot (pemilihan wali kota). Sementara Plt Wakil Ketua DPRD Dardjat Sudrajat mengatakan mutasi kewenangan penuh wali kota. Karenanya, DPRD tidak punya hak untuk melakukan intervensi. Namun demikian, Dardjat tidak menampik pimpinan dewan, termasuk dirinya, memberikan masukan ke wali kota. Itu pun secara lisan mengusulkan nama-nama, meskipun demikian hasil akhir tetap di wali kota. “Dewan tetap memberikan masukan ke wali kota. Itu pun secara lisan, karena hasil akhirnya tetap ada di wali kota,” terang politisi Golkar itu. Sementara informasi yang dihimpun Radar di lingkaran balai kota menyebutkan, Asisten Pemerintahan Drs Arman Surahman MSi digeser menjadi staf ahli. Hal ini disebabkan karena Arman termasuk eselon II senior dan sekda dijabat Asep Dedi yang notabene lebih junior dari Arman. “Pak Arman gak mungkin jadi bawahan Asep Dedi. Dengan menjadi staf ahli maka tidak bertanggung jawab ke sekda, tetapi staf ahli bertanggung jawab kepada wali kota,” ujar sumber Radar. Sedangkan posisi asisten pemerintahan yang ditinggalkan Asep kemungkinan akan diisi Sumanto yang sekarang menjabat kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). Kemudian posisi asisten administrasi umum yang ditinggalkan Asep Dedi kemungkinan besar akan digantikan Agus Mulyadi yang sekarang kabag perekonomian. (abd)
Djoko: Mutasi Sudah Sangat Terlambat
Senin 10-03-2014,11:26 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :