BACA JUGA:Bikin Malu, Oknum Camat dan Bidan Mesum di Parkiran Rumah Sakit
Namun ia malah dihina dan dicaci oleh Ratminah dan keluarganya. Tidak sampai di situ, Mbok Wangsih juga diusir.
Mbok Wangsih kemudian pulang ke rumah dengan membawa perasaan rasa sakit hati yang mendalam dan menceritakannya kepada Baridin.
Baridin yang mendengar kabar tersebut langsung marah besar. Melalui saran temannya, Baridin mendapatkan Ajian Kemat Jaran Guyang dan menjalankan ritual tersebut.
Akibat terkena kemat itu, Ratminah yang awalnya menolak, bahkan menghina Baridin dan keluarganya pun langsung berubah sikap.
Ratminah jatuh hati bahkan sampai tergila-gila kepada Baridin. Ratminah menangis dan memohon kepada ayahnya agar dinikahkan dengan Baridin.
"Film ini memiliki banyak pesan kehidupan, terutama mengenai keinginan seseorang kan sesuatu dan menghalalkan segala cara, namun ditunjukan pula bagaimana akhir dari jika hal itu dilakukan," ungkapnya.
Digarap secara non komersil, film pendek Baridin Ratminah ini turut didukung oleh para pemeran dari berbagai lapisan masyarakat.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dan Perindustrian (DKUKMPP) Kota Cirebon, Iing Daiman SIP MSi turut mengapresiasi dengan digarapnya film pendek ini.
Ia juga turut senang bisa turut berkontribusi untuk mengenalkan cerita rakyat yang melegenda di Cirebon.
Memerankan Pak Dam, ayah Ratminah menurutnya menjadi tantangan sendiri karena ia harus berperan antagonis.
"Ini pertama kali main film pendek, cukup tertantang juga namun senang bisa berkontribusi untuk membuat film Baridin Ratminah, semoga pesan dari film pendek ini bisa tersampaikan dan film pendek ini bisa menang dalam berbagai festival film," tukasnya.