Beli Kompleks Teja Suar, Ade Berliana Merasa Terjebak

Kamis 13-03-2014,09:50 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

**Buka Ruang Dialog CIREBON - Merasa tersudut dengan opini yang berkembang di masyarakat, pembeli tanah dan bangunan Masjid Teja Suar, Achmad Berliana Zulkifly atau kerap disapa Ade Berlian merasa perlu memberikan klarifikasi atas isu yang berkembang saat ini. Ade menepis sejumlah tudingan yang dialamatkan kepadanya selama ini. \"Bahwa saya seorang non muslim, saya seorang preman, saya ingin membongkar masjid dan melarang beribadah. Itu jelas fitnah dan saya harus luruskan,\" ucap Ade. Dia mengaku miris ketika melihat anak-anak SMA yang berbondong-bondong turun ke jalan. Ia merasa dirinya terjebak dalam situasi pembelian tanah dan bangunan Masjid Teja Suar yang berbuntut adanya konflik sosial di tengah masyarakat. \"Saya miris melihat anak SMA turun ke jalan, adanya ormas yang dengan gagahnya menuduh saya menodai umat Islam. Padahal sebetulnya saya sendiri yang mengusulkan ingin membangun masjid baru itu, sebagai pengganti masjid teja suar,\" ungkapnya. Agar diketahui, pembangunan masjid pengganti Teja Suar ini juga sudah disepakati dalam Perjanjian Pengingkat Jual Beli (PPJB) dengan menggunakan dana pribadi dari Ade Berlian sebesar Rp2 M. Pengerjaannya sendiri yang baru mencapai 30%, harus terhenti akibat mencuatnya polemik ini. Setidaknya, menurut Ade, ada tiga hal dalam PPJB yang disepakati kedua belah pihak. Pertama, kewajiban pembeli membayar harga penjulan tanah Teja Suar. Kedua, kewajiban pembeli membiayai pembangunan masjid pengganti dengan tanah seluas 400M2 yang sudah disediakan di Jalan Cempaka dengan design dan spesifikasi bersama senilai Rp2 M. Dan ketiga, kewajiban penjual (Maulwi Saelan) menjamin membantu menyelesaikan konflik sosial di masyarakat. Dalam kesempatan itu, ia pun membeberkan sejumlah bukti Akta Jual Beli dan sertifakat tanah Teja Suar yang sudah berpindah ke tangannya. Menurutnya, adanya konflik yang berkepanjangan ini disebabkan ketidakseimbangan informasi, sehingga ia merasa perlu untuk menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya terjadi. Baginya, kebenaran harus ditegakan. Karena saat ini posisi dirinya tersudut dengan isu yang berkembang. \"Saya ingin ini lurus dan masyarakat mengetahui duduk perkaranya. Terus terang, saat ini posisi saya seperti aquarium, tidak ada yang harus saya sembunyikan dan saya ingin membuka ruang dialog,\" ucapnya. Apakah terbuka kemungkinan untuk membatalkan transaksi? Ia mengaku perkara itu bisa didiskusikan. \"Tapi bukan itu, seharusnya ini menjadi simpel, kalau memang ada pembatalan transaski kenapa tidak diomongkan dulu secara baik-baik, tidak difitnah seperti ini? Saat ini, saya ingin perjuangkan dulu untuk membersihkan nama baik saya,\" jelasnya. Bahkan, dengan adanya kasus ini, membuat kedua pihak antara pembeli-penjual harus saling lapor polisi. Kemarin, Ade juga melaporkan kasus yang dialaminya ke kepolisian. Dia mengaku, sebelumnya menganggap Maulwi Saelan seperti orang tua sendiri. Terakhir ketemu dengan Saelan, dilakukan pada tanggal 30 Januari lalu, setelah itu ia tak bertemu lagi dengannya. Awalnya, ia tak mau bicara sebab takut salah. Namun seiring berjalannya waktu, ternyata isu berkembang seolah-olah dirinya orang yang akan menghancurkan masjid. \"Saya rasa tudingan dan fitnah itu sudah di luar koridor. Saya wajib berjuang demi menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya. Sebab saya juga punya hak sebagai warga negara atas kepemilikan tanah itu,\" katanya. Ia mengaku isu dirinya dituduh ingin membongkar masjid berdampak terhadap anak dan kelurga besarnya. Selain itu, nama baiknya di lingkungan masyarakat juga tercoreng. Ia berharap masalah ini bisa dibicarakan secara bersama. Sementara pantauan Radar di lokasi, spanduk berukuran besar terpampang tepat di pagar depan Masjid Teja Suar. Spanduk itu bertuliskan, “Tanah dan Bangunan ini milik Achmad Berliana Zulkifly berdasarkan sertifikat SHM No. 1177, sertifikat SHM No. 1178, sertifikat SHM No. 100, sertifikat SHM No. 101 yang sudah dijual oleh H Maulwi Saelan kepada Achmad Berliana Zulkifly berdasarkan akta jual beli tertanggal 12 dan tanggal 17 Desember 2013 masyarakat dipersilahkan melaksanakan kegiatan ibadah seperti biasa”. Selain itu, sekitar pukul 14.30 WIB, sekitar lima orang berpakaian seragam lengkap Pemuda Pancasila berjaga-jaga di areal masjid Teja Suar. Masjid pengganti yang sedang dalam tahap pembangunan, pintu gerbangnya terlihat dibuka, termasuk pagar belakang masjid Teja Suar yang awalnya dibongkar kemudian ditutup lagi, kemarin terlihat dalam kondisi terbuka dengan pintu seng. “Pintu ini sudah dibuka lagi, kalau tidak salah mulai hari ini,” kata salah seorang jamaah masjid Teja Suar. (jml/abd)

Tags :
Kategori :

Terkait