Siapkan Menghadapi La Nina, Cuaca Ekstrim saat Musim Hujan

Jumat 11-10-2024,11:30 WIB
Reporter : Cecep Nacepi
Editor : Leni Indarti Hasyim

SUMBER, RADARCIREBON.COM - Musim hujan diprediksi terjadi mulai pada bulan Oktober 2024. Fenomena itu, disebut dengan La Nina yang merupakan kondisi cuaca ekstrim yang terjadi saat musim hujan.

Karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mulai melakukan persiapan mengahadapi bencana hidrometeorologi yang akan datang.

Hal itu, diungkap oleh Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda BPBD Kabupaten Cirebon, Juwanda. Katanya, dari hasil rapat koordinasi (rakor) dengan BPBD Jawa Barat, pihaknya kini mulai menyusun draf regulasi kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi melalui SK Bupati Cirebon.

Kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi berupa bencana banjir, banjir rob, angin puting beliung dan tanah longsor.

BACA JUGA:Sapa Warga, Affiati-HZM Dampingi Eti di Karya Mulya

"Pembahasan rakor tadi, terkait dengan persiapan menghadapi kebencanaan hidrometeorologi. Karena menurut BMKG, La Nina akan turun di bulan Oktober ini," papar Juwanda kepada Radar Cirebon, Rabu (9/10/2024).

Juwanda menjelaskan, fenomena La Nina merupakan kondisi cuaca ekstrim yang terjadi saat musim hujan.  Kemungkinan akan lebih ekstrim dari biasanya. Karena itu, Ia pun mulai mensosialisasikan ke masyarakat.

"Kita sosialisasikan apa-apa yang sudah disampaikan dalam rakor tersebut melalui pelatihan-pelatihan dan pembentukan destana," kata Juwanda.

Antisipasi lainnya. Pihaknya melalui koordinator lapangan (korlap) BPBD  Kabupaten Cirebon juga rutin menyosialisasikan langkah antisipasi agar tidak terjadi banjir besar, dengan membersihkan rumput, drainase, saluran air, dan benda-benda yang menghambat saluran air.

BACA JUGA:Sekda Herman Suryatman: Forum Kehumasan Momen Tepat Perkuat Kualitas dan Kapabilitas

Dari sisi sarana, BPBD Kabupaten Cirebon juga telah menyiapkan sejumlah perlengkapan menghadapi hidrometeorologi. Seperti perahu karet, perahu sintetis yang berkapasitas 4 sampai 6 orang, dan perahu dengan kapasitas di atas 12 orang yakni perahu dobel pelampung, kadmaran.

Hal itu, dilakukan untuk meminimalisir terjadinya bencana hidrometeorologi di Kabupaten Cirebon. "Itu upaya kami untuk meminimalisir dampaknya," paparnya. (cep)

Kategori :